BERITABETA.COM, Ambon - Selama bulan Ramadhan hingga menjelang Hari Raya Idul Fitri 1442 Hijriah, Badan Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Ambon meningkatkan intensitas pengawasan terhadap pangan dan takjil.

Kepala BPOM Ambon Hariani mengatakan, intensifikasi pengawasan pangan ini dilakukan (BPOM Ambon), bekerja sama dengan lintas sektor terkait yakni Dinas Kesehatan dan Dinas Perindustrian dan Perdagangan.

"Kami bekerjasama dengan Dinas Kesehatan Kota Ambon dan Dinas Disperindag Provinsi Maluku mengawasi pangan di sejumlah titik di kota Ambon,” kata Kepala BPOM Ambon Hariani dalam konferensi pers di aula BPOM Ambon, Senin (10/05/2021).

Ia mengatakan, pengawasan tidak hanya dilakukan di kota Ambon, tapi juga di kabupaten lainnya di wilayah Maluku. pihaknya juga telaha mengawasi para distributor, pasar modern, retail tradisional, toko, dan kios-kios.

Tujuannya, BPOM Ambon berupaya melindungi kesehatan masyarakat dari peredaran produk pangan dan takjil yang tidak memenuhi ketentuan.

“Khusus bulan ramadhan dan menjelang Hari Raya Idul Figtri tahun 2021 ini, kita sudah lakukan intensifikasi pengawasan pangan,” ucapnya.

Dia menyebut, dari 23 sampel takjil sirop yang diambil petugas saat pengawasan, 20 diantaranya terbukti ada cemaran bakteri e-Coli. Ini diketahui melalui pengujian mikrobiologi terhadap sampel takjil sirup.

Misalnya sanitasi kurang baik. Masih ada cemaran bakteri terutama e-Coli. Dari 23 sampel itu, tercatat 20 sampel positif e-Coli. Hasil uji laboratorium ini dilakukan terhadap pangan olahan.

Berdasarkan inspeksi di 9 kabupaten, BPOM Kota Ambon telah memantau penjualan makanan di 147 sarana. Dimana 46 sarana terbukti memiliki produk di bawah sub-standar sebanyak 262 item. Sebanyak 4.805 item atau setara dengan Rp 24.124.200,"sebut Hariani.

Meski begitu, lanjut dia, temuan pada sembilan kabupaten itu tidak mengkhawatirkan. Hasil uji laboratorium BPOM Kota Ambon menunjukkan tidak adanya kandungan bahan berbahaya di dalamnya.

Dia mengajak, para pelaku usaha pangan untuk patuh terhadap peraturan perundang-undangan dalam menjalankan usahanya.

“Masyarakat juga harus menjadi konsumen cerdas dalam memilih pangan aman dengan selalu melakukan Cek Kemasan, Cek Label, Cek Izin Edar, dan Cek Kedaluwarsa (cek KLIK), sebelum membeli atau mengonsumsi pangan olahan,” anjur Kepala BPOM Ambon ini.

Sementara itu Kepala Dinas Kesahatan Kota Ambon Wenddy Pelupessy menerangkan, hasil uji lab itu menjadi bahan pengkajian di lapangan, khususnya pada fasilitas Kesehatan yaitu puskesmas.

"Kami punya 22 puskesmas untuk tindak lanjut hasil temuan uji lab ini. Warga atau penjual akan kami bina agar bisa menyajikan makanan siap saji yang aman untuk dikonsumsi,” ujar dr Wendy Pelupessy dalam kesempatan yang sama.

Dia menjelaskan, bakteri e-Coli yang paling banyak ditemukan saat uji lab terhadap takjil. “Bakteri ini akan mati ketika air atau makanan yang dimasak dengan suhu di atas 70 derajat celcius,"jelasnya.

Ia mengakui, Dinkes Kota Ambon bekerja sama dengan BPOM Ambon dalam pengawasan di Ambon selama bulan ramadhan  hingga menjelang Idul Fitri 1442 Hijriah.

Meskipun dalam masa darurat pandemi Covid-19, pengawasan tentu dilakukan dengan berpedoman pada protokol kesehatan. Ini untuk menjaga petugas, pelaku usaha, dan masyarakat dari risiko penyebaran virus Covid-19.

Diakuinya, Dinkes Ambon bersama BPOM Ambon selalu melakukan pengawasan di setiap hari hari besar keagamaan.

“Kita patut bersyukur dari sisi kandungan zat berbahaya yang telah dilakukan uji petik di berbagai lokasi terhadap semua makanan siap saji,” pungkasnya. (BB-YP)