Jadi Petani Pala, Mantan Bupati SBT Ini dalam Sebulan Hasilkan 1 Ton Pala Kering
BERITABETA.COM, Ambon – Lama menghilang dari ruang publik, mantan Bupati Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT) Abdullah Vanath, belakangan ini kembali ramai tampil di media sosial Facebook.
Para kerabat dekatnya, karap iseng menampilkan foto-fotonya di dunia maya sebagai bentuk kerinduan atas sosoknya.
Dari sekian foto yang ditampilkan, salah satu foto candid-nya menjadi perhatian netizen, karena memperlihatkan mantan pejabat itu sedang sibuk menguliti fuli (bunga pala) dari cangkang pala.
“Saya hanya di kebun. Aktifitasnya biasalah fokus sebagai petani pala. Ya, memang harus fokus jika mau berhasil,” ungkap Abdullah Vanath belum lama ini kepada beritabeta.com via telepon selulernya.
Vanath memang sudah lama tak kelihatan. Kabarnya, setelah berproses di Pilkada SBT tahun 2020 lalu, politisi yang dikenal suka bernyanyi itu, kembali focus merawat ribuan tanaman pala yang dibudidayakan di kawasan Dream Leand Hill's, sebuah desa administratif di Kecamatan Bula Barat yang dimekarkan di masa pemerintahannya.
Kepada media ini, Vanath membenarkan hal itu. Ia bahkan mengaku hari-harinya banyak dihabiskan di perkebunan pala yang kini mulai berproduksi itu.
“Saat lebaran Idul Fitri pun saya tak pulang ke Bula. Saya tetap ada disini. Usai sholat Ied baru saya sempatkan diri bersilaturahim. Setelah itu lanjut lagi aktivitas di kebun,” akuinya.
Lantas sudah berapa banyak hasil panen pala-nya? Ditanyai demikian, sosok yang nge-fans dengan klub bola Real Madrid ini, hanya membalas dengan singkat.
“Alhamdulillah baru 1 ton per bulan, kadang juga lebih,” jawabnya.
Pengakuan Vanath memang beralasan, sebab dari puluhan ribu pohon pala yang dibudidaya, dikabarkan separuhnya sudah berproduksi, itupun dalam usia rata-rata 6-7 tahun. Suami dari Rohani Vanath ini bahkan diketahui saat ini kesulitan dalam proses panen hingga pasca panennya, karena kekuarangan tenaga.
“Memang konsepnya perkebunan skala besar, sehingga saat ini setiap hari harus dipanen. Kalau tidak, pasti buah yang matang pasti jatuh ke tanah dan tumbuh di bawah pohon induknya,”tandasnya.
Menurutnya, sejak setahun lalu kebun pala yang ditinggalkan saat berproses politik di Pilkada SBT itu, memang tidak terurus. Setelah dia kembali ke kebun, ternyata hasilnya sudah banyak kelihatan. Bahkan ada yang sudah tertutup semak belukar.
“Makanya saat ini setiap hari harus dipanen. Karena dalam jumlah banyak tidak bisa lagi ditinggal,” bebernya.
Soal pasar, Vanath mengakui, bukan lagi menjadi masalah, sebab selama ini sudah ada pembeli tetap yang menjemput hasil produksi pala ke kebun. Begitu proses pasca panen selesai, hasilnya langsung dijemput.
Ayah dari enam orang anak, Sidiq, Santi, Era Fizara, Sunan, Igar dan Osiel juga mengaku, prose panen saat ini belum dalam kategori yang maksimal, karena rata-rata usia tanaman pala yang dibudidaya blum sampai 10 tahun.
“Target kita 3 tahun kedepan sudah maksimal. Dan pangsa pasarnya adalah ekspor, karena tentu jumlahnya sudah belasan ton per bulan. Ini belum termasuk fuli yang dihasilkan,” urai Vanath.
Menutup bincang-bincang dengan beritabeta.com, Vanath juga menambahkan kedepan selain pasar manca negara yang diincar, produk turunan dari daging pala juga menjadi priortas yang akan dikembangkan.
“Saya ingin kedepan ada semacam produk turunan minuman sejenis sirup, jus dan selai. Ya seperti jenis minuman orange Pulpy lah. Ini hanya masalah waktu. Tapi memang targetnya kesana,” tutup Vanath (BB-DIO)