BERITABETA.COM, Ambon – Pandemi Covid-19 menyerang berbagai sendi kehidupan masyarakat. Utamanya sector ekonomi. Masyarakat khususnya yang memiliki latar belakang ekonomi lemah atau hidup di bawah garis kemiskinan sangat merasakan dampak dari menyebarnya wabah naas itu.

Banyak orang mengalami kesulitan untuk melangsungkan hidup. Apalagi ketatnya aturan pemerintah dalam membatasi aktivitas masyarakat.

Kondisi itu juga dialami Ongki Arloy (35), salah satu tukang becak di Kota Ambon, Provinsi Maluku. Antara berjuang melawan ancaman Covid-19, dan bertahan mengayuh becak demi melangsungkan hidup.

Pria asal Kabupaten Kepulauan Aru yang lahir di Kota Ambon ini berdomisili di Karang Panjang Kolsem, RT 001/RW 002 Kecamatan Sirimau Kota Ambon.

Dengan latar belakang ekonomi lemah memaksa Ongki harus terus mengayuh pedal becak demi membiayai kebutuhan keluarga, terutama anak perempuannya hingga bisa selesai studi SMA.

Sebelum menikah, dia sudah berstatus sebagai yatim piatu. Mamanya meninggal dunia ketika (Ongki) masih sekolah. Sedangkan bapaknya wafat saat ia telah menikah.

Ongki lalu hidup sebatang kara tanpa memiliki keluarga di kota manise tersebut. Istrinya pun telah pergi meninggalkan dia dan anak perempuannya. Ongki sudah berstatus duda sejak 16 tahun lalu.

Kondisi tersebut memaksa Ongki harus kerja ‘banting tulang’ selaku tulang punggung keluarga kecilnya. Setiap hari ia harus mencari nafkah untuk membiayai anak perempuannya.