Kondisi ini, membuat para pekerja harian termasuk dirinya maupun pelaku usaha yang tidak mau divaksin, memiliki ruang gerak semakin sempit.

"Maaf kalau beta mengeluh. Karena penumpang sepi sejak pandemi Covid-19 melanda negeri ini. Dampaknya luar biasa. Salah satunya beta jarang bawa becak. Bahkan hamper mau jual becak. Ini karena penumpang sepi,” tambah Ongki.

“Akibat Covid-19 ini semua job mati. Seperti antar anak sekolah, bawa penumpang ke pelabuhan, pasar juga sepi. Kondisi begini untuk makan susah, penghasilan turun drastis," imbuhnya.

Ongki hanya berharap solusi dari pemerintah daerah. "Saya hanya minta pemerintah bisa melihat kondisi kami para pekerja kecil,” harap Ongki dengan roman sedih.

Ia juga meminta jika ada penyaluran bantuan dari pemerintah, harus memperhatikan atau menyentuh para tukang becak.

Sebab ia dan para tukang becak di Ambon mengalami penghasilan jauh dari kata cukup akibat pandemi Covid-19.

"Walaupun saya hidup dengan anak semata wayang di masa pandemic, saya tetap bersyukur. Semoga corona cepat selesai dan kehidupan katong (kami) bisa kembali normal seperti semula,” harap Ongki. (*)

Pewarta : Febby Sahupala