“Olahraga yang selalu berprestasi seperti tinju saja fasilitasnya masih yang lama. Apalagi cabor yang lain? Jadi intinya, KONI Maluku sebagai induk harus mampu focus pada pembinana atlet dan menyiapkan fasilitas,” tandasnya.

Anggota DPRD Provinsi Maluku ini juga mengaku, saat Pra PON 2020 lalu, dirinya belum menjadi Ketua Umum Pengprov FPTI Maluku. Saat itu, cabor Panjat Tebing dari Maluku tidak lolos.

“Hanya saja pada saat Rakornas di Bali atas kebijakan Pengurus Pusat FPTI, yaitu ibu Zanuba Yeni Wahid, Maluku kemudian dapat 1 wakil ke PON XX Papua untuk katagori Leedspeed dan Bolder,” jelasnya.

Ia berharap, dengan absennya 23 cabor lain di PON XX Papua 2021, kedepan KONI dan organisasi olahraga di Maluku lebih meningkatkan pembinaan serta menyiapkan fasilitas yang memadai.

Diketahui, sebanyak 7.066 atlet dari 34 Provinsi se-Indonesia akan berkompetisi dalam even PON XX Papua pada 2-15 Oktober 2021. Atlet putra 4.176 orang, dan 2.890 atlet putri. Tuan rumah Papua sebanyak 922 atlet.

Dari 37 cabor, atlet Maluku hanya akan bertanding di 14 cabor. Kontingen provinsi seribu pulau itu harus absen di 23 cabor lainnya, karena gugur saat Pra PON 2020 lalu. (BB-SSL)