Kisah Guru Pertama Asal Ambon yang Studi ke Belanda

Gubernur/Residen menilai sekolah guru dan Asisten Residen menilai sekolah-sekolah dasar. Urutan dan mekanisme ini di era NBJ Roskott tidak ada, hanya NBJ Roskoot dan NZG yang melakukan sendiri. Pemerintah (Gubernur, Residen, Asisten Residen dan Controleur) Maluku hanya mengawasi pendidikan yang diselenggarakan pemerintah seperti di tempat lain di Ternate, Tidore, Hitoe dan lainnya.
Wattimena dan Anakota Study ke Belanda
Setelah tiga tahun mengajar di Allang, JH Wattimena dikabarkan pergi ke Belanda untuk studi lebih lanjut. Dalam berita ini, JH Wattimena tidak sendiri, rekan lainnya adalah ME Anakota.
Disebutkan ME Anakota guru kelas 1 di Hative dan JH Wattimena, guru kelas 1 di Allang (Residentie Amboina). Mereka berdua studi ke Belanda atas biaya pemerintah (semacam beasiswa).
Anakotta dan JH Wattimena berangkan ke Belanda dengan menumpang kapal Conrad dari Batavia menuju Amsterdam pada tanggal 13 Agustus 1881. Dalam manifest kapal ini hanya mereka berdua yang pribumi.
Di Belanda mereka berdua di sekolah guru di Amsterdam yang dipimpin oleh D. Hekker. Anakotta dan JH Wattimena memenuhi syarat kelas 3 untuk lanjut ke kelas empat atau kelas lima di sekolah guru Belanda (guru lisensi/akta Belanda).
JH Wattimena selama mengikuti pendidikan tidak menemukan kesulitan. Pada tahun 1884, JH Wattimena dikabarkan lulus sekolah guru di Amsterdam dan mendapat akta guru Lager Onderwijs (LO).
Disebutkan dari 14 kandidat yang diuji oleh Universiteit Amsterdam empat siswa dinyatakan lulus, salah satu diantaranya JH Wattimena (dari Amsterdam). Sementara, ME Anakotta tidak berumur panjang. Ia meninggal saat menjalani study karena penyakit paru-paru yang diidap. Kepergian Anakotta menambah panjang daftar guru-guru yang meninggal di Belanda.
Sebelumnya, ada tiga guru muda di tahun 1874 meninggal satu per satu selama pendidikan. Willem Iskander yang telah menyelesaikan pendidikannya, sebelum pulang ke tanah air juga dikabarkan meninggal di Amsterdam.