"Kita harus lebih cepat melakukan langkah-langkah pencegahan atau preventif.  Melakukan komunikasi antar komunitas yang berkualitas dan melibatkan tokoh adat, tokoh masyarakat, tokoh pemuda, tokoh perempuan, ini harus dilibatkan sehingga tertanam kembali jiwa hidup orang basudara di Maluku dan melihat perdamaian itu adalah sesuatu yang penting," tegas HL.

Sementara perihal pertanyaan yang sama,  cagub Maluku nomor 1, Jeffry Apoly Rahawarin  (JAR) mengatakan  dalam visi dan misinya  hal itu juga telah diuraikan.

"Peringatan dini, deteksi dini yang akan ditempatkan disetiap desa agar bisa melihat potensi terjadinya bencana sosial, karena itu kondisi masyarakat harus di liat, serta melaksanakan metigasi bencana sosial," tandas JAR.

Sedangkan cagub nomor urut 2 Murad Ismail (MI)  mengatakan bahwa Maluku adalah salah satu provinsi yang rawan bencana.

"Kami telah melakukan penguatan sistim peringatan dini. Tanggap darurat, tanggap bencana, tabaos dan akan terus ditingkatkan pelatihan pelatihan tentang bencana," ungkap MI.

Sementara Calon Wakil Gubernur Maluku nomor urut 3, Abdullah Vanath juga tampil memikat dengan menjelaskan beberapa hal.

Menjawab pertanyaan panelis terkait pemberantasan Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme, dan Narkoba,Vanath langsung menyentil birokrasi Maluku.

“Birokrasi yang bersih, dan penegakan hukum menjadi trend dalam birokrasi di Pemerintahan Provinsi Maluku. Semua ini bergantung kepada pemimpinnya. Pemimpin harus jadi panutan bagi anak buahnya, dan publik,” kata Vanath.

Ia ikut menganggapi Calon Wakil Gubernur Maluku Nomor Urut 2 Michael Wattimena dengan menyebut apa yang disampakan dalam menanggapi peryataan dirinya, bisa dilihat dari pemerintahan sebelumnya yang mana dipimpin oleh mantan Gubunur Maluku yang juga Cagub Nomor 2 Murad Ismail.

“Kita tinggal melihat saja apakah apa yang disamapikan itu sudah terlaksana atau belum selama ini. Jadi masyarakat yang bisa menilai semua,” tutup Vanath (*)

Editor : redaksi