Lima Sosok Ini, Jadi Konglomerat Terkaya di RI Berkat Usaha Mie Instan yang Mendunia

Liem Sioe Liong atau Sudono Salim yang berbisnis tepung terigu, juga berbisnis mie instan dengan merek Sarimie dan Supermie lewat PT Lima Satu Sankyu dan PT Sarimi Asli Jaya sejak 1968. Namun kemudian Liem mendekati Djajadi dan ikut produksi Indomie, dengan mendirikan PT Indofood Eterna pada 1984.
Tidak lama setelah Indomie dan Sarimie bersatu, Supermie juga ikut bergabung. Berkat Om Liem, produk-produk mie instan itu pun menjadi populer di pasar Indonesia.
Namun, pada 1993, perusahaan Djajadi mengalami masalah keuangan. Akibatnya, Grup Salim memutus hubungan dan mendepaknya dari Indofood.
Singkat cerita, Djajadi kemudian melanjutkan berjualan mi instan di bawah naungan PT Jakarana Tama. Perusahaan ini dikenal sebagai perusahaan yang menjual Mie Gaga, Mie "100", "1000", Mie Gepeng, Mie Telor A1, Otak-otak, hingga Sosis Loncat. Kini, Djajadi menjabat sebagai Komisaris di PT Wicaksana Overseas International Tbk.
2. Anthoni Salim
Antoni Salim memimpin Salim Group dengan investasi di berbagai sektor, seperti makanan, ritel, perbankan, telekomunikasi, dan energi. Ia juga menjabat sebagai CEO Indofood, salah satu produsen mi instan terbesar di dunia dengan pendapatan $6,4 miliar atau sekitar Rp96,8 triliun, di mana merek Indomie menjadi unggulannya.
Saat ini, Anthoni Salim berada di posisi kelima orang terkaya di Indonesia dengan kekayaan mencapai $10,3 miliar, sekitar Rp156,2 triliun.
Ia saat ini menjabat sebagai Presiden Direktur emiten consumer goods PT Indofood Sukses Makmur Tbk. (INDF) dan juga anak perusahaannya, PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. (ICBP) yang merupakan produsen indomie.
3. Jogi Hendra Atmadja
Jogi adalah pemimpin Mayora Group, salah satu perusahaan makanan terbesar di Indonesia. Grup ini memasarkan produk-produk seperti Kopiko, Danisa, dan Roma di lebih dari 100 negara, termasuk produk mi instan seperti Mie Oven, Migelas, dan Bakmi Mewah.