BERITABETA.COM, Ambon – Tak sabar dengan kondisi pemadaman listrik yang terjadi di wilayah Seram Selatan, Kabupaten Maluku Tengah, puluhan pemuda asal Seram Selatan, mendatangi Kantor PLN Unit Induk Wilayah Maluku dan Maluku Utara di Kota Ambon, Jumat (30/4/2021).

Puluhan anak muda itu  menagih janji PT PLN (Persero) terkait kepastian pengamanan pasokan listrik selama Bulan Ramadan di wilayah tersebut. Mereka menilai pihak PLN telah ingkar janji.

"Kita sudah lakukan aksi di Kota Masohi, di sini, kita sudah lakukan audiens dengan Pak Ramli Malawat, penjelasannya sama bahwa persoalan listrik sudah selesai. Tapi kemudian saat bulan puasa ini, masih terjadi mati lampu tanpa pemberitahuan," kata Minse Silawane, kepada wartawan.

Menurutnya, di dalam bulan puasa, pemadaman lampu masih terus terjadi di waktu sore, malam hingga menjelang makan sahur. Peristiwa itu kerap terjadi sejak awal bulan Ramadan.

"Mati lampu berlangsung selama tujuh hari di bulan puasa. Sampai sekarang tanggal 28 April kemarin juga masih terjadi pemadaman di waktu pagi dan selesai shalat tarawih," ungkapnya.

Akibat pemadaman tersebut, lanjut Minse, aktivitas pelayanan pembuatan surat kehilangan di Polsek Tehoru juga menjadi terhambat.

"Bapak polisi bilang seng (tidak) melayani karena lampu mati. Yang kedua beta (saya) dapat pemberitahuan dari orang kesehatan bahwa dong (mereka) sudah tidak melayani pasien balita karena lampu mati, yang ketiga pihak bank juga mengeluh," terangnya.

Kondisi ini, kata dia, sudah dialami warga di Seram Selatan selama kurang lebih 8 bulan.

"Masyarakat semakin resah. Alat-alat elektronik ikut rusak. Bahkan pembayaran listrik sama seperti disaat kondisi normal. Yang katong minta hanya PLN bisa memastikan kapan persoalan ini bisa diselesaikan, itu saja yang kami minta," terangnya.

Minse menegaskan, pihaknya akan terus melakukan aksi sampai kebutuhan masyarakat terkait listrik di Seram Selatan terpenuhi.

"Katong sudah ketemu Pak Kabag Humas Ramli Malawat, antua bilang sebelum puasa jaringan bagus. Tapi mana buktinya. Kita ini konsumen, kita punya hak. Setiap kali ketemua katanya masalahnya alam. Masa alam setiap hari?," sesalnya.

Selama aksi berlangsung, pantauan satumaluku.id, tidak seorang pun pihak PLN yang keluar menemui para pendemo untuk memberikan keterangan.

Para pendemo sempat mengamuk karena tak seorang pun pejabat PLN yang bisa memberikan penjelasan terkait kondisi pemadaman lampu saat ini. Beruntung aparat kepolisian mampu meredam amarah pengunjuk rasa.

"Ayo bubar, sudah mau shalat jumat. Tapi kami akan kembali lagi untuk menggelar aksi ini," kata seorang orator.

Sebelum meninggalkan Kantor PLN, di hadapan awak media, para pengunjuk rasa membacakan tuntutan mereka oleh koordinator aksi Minse Silawane.

Menurut mereka, PLN diakui sebagai salah satu perusahaan kelas dunia yang dipercaya masyarakat. Mereka memiliki moto listrik untuk kehidupan yang lebih baik.

Kehadiran PLN juga untuk menyediakan tenaga listrik bagi kepentingan umum dan dengan jumlah mutu yang memadai. Namun, realitasnya, PLN Rayon Masohi telah melacuri hak-hak konsumen masyarakat Seram Selatan.

"Masyarakat Seram Selatan tidak mendapatkan pelayanan listrik yang maksimal sebagaimana diatur dalam perundang-undangan," katanya.

Oleh karena itu dengan komitmen perjuangan yang suci, mereka pastikan aksi unjuk rasa akan terus berlanjut hingga PLN memenuhi merealisasika tuntutan dan kebutuhan masyarakat di Seram Selatan.

"PLN Maluku-Maluku Utara harus mengaktifkan kembali PLN Kecamatan Tehoru dengan waktu yang sesingkat-singkatnya," pintanya.

Tak hanya itu, PLN juga diminta untuk mengganti rugi barang-barang elektronik warga yang rusak akibat kerap terjadinya pemadaman lampu tanpa pemberitahuan.

"Copot Kepala PLN Rayon Masohi-Maluku Tengah. PLN segera mendirikan pos-pos pemeliharaan jaringan di setiap gardu listrik," desak mereka.

Para pengunjuk rasa juga meminta PLN untuk menghentikan penagihan iuran listrik selama pelayanannya belum normal.

"Ganti kabel jaringan PLN dari Masohi ke Kawanua dan normalkan semua PLN yang berada di Kecamatan Seram Selatan yaitu Kecamatan Tehoru-Teluti," pintanya.

Beberapa desa yang menjadi korban pemadaman lampu, kata dia, yaitu Haya, Tehoru, Tamilouw, Yaputi, Hatu, Hatumete, Wolu, Teluti Baru, Ulahan, Tehua, Laibu dan sebagainya.

"Ada sekitar puluhan ribu masyarakat di sana yang sampai hari ini tidak mendapatkan pelayanan listrik dengan baik," katanya.

Hingga berita ini diterbitkan, belum ada penjelasan resmi dari pihak PLN Unit Induk Wilayah Maluku dan Maluku Utara (BB-YP)