Maluku Kaya, Bukan ‘Kerbau Sekandang Jalang’

Alih-alih Maluku bisa meleset jauh dalam pertumbuhan ekonominya. Harga cengkih merosot tajam, setelah komoditas ini berhasil dimonopoli perdagangannya hingga dibudidayakan secara luas. Pala pun demikian adanya.
Padahal, sejarah kita begitu gemilang. Pernah menjadi episetrum kekuasaan dan pusat kedikdayaan bangsa kolonial dalam mengekang tanah air ini. Kita pun menjadi penentu berdirinya NKRI.
Lantas apa yang salah? Negara belum berpihak? Jawaban-nya mungkin Maluku masuk dalam ‘jeratan’ regulasi yang begitu kuat.
Kebaradaan kita disejajarkan dengan daerah continental. Padahal kita berbentuk 'archipelago (kepulauan), jadi uang negara dibagikan berdasarkan hitungan luas daratan dan juga hitungan jumlah penghuninya. Itulah sebabnya Maluku yang kaya ini hanya menerima jatah setera dengan 1 kabupaten di Pulau Jawa.
Fakta lain menyebut, Maluku adalah provinsi dengan garis pantai terpanjang di Indonesia, mencapai 10.630 kilometer atau 11,17 persen dari 95.181 kilometer total garis pantai Indonesia. Posisi Maluku, menasbihkan Indonesia menjadi pemilik garis pantai terpanjang di dunia, bersama Kanada, Amerika Serikat, dan Rusia.
Dengan garis pantai 10.630 km, Maluku memiliki laut seluas 654.000 kilometer persegi. Ada tiga wilayah pengelolaan perikanan (WPP) yang memiliki potensi perikanan dengan totalnya mencapai 3.055.504 ton/tahun.
Dengan rincian 431.069 ton/tahun di WPP RI Laut Banda (714), 631.701 ton/tahun di WPP RI Laut Seram (715) dan 1.992.731 ton/tahun di WPP RI Laut Arafura (718).
Tapi semua kekayaan itu tak mampu merubah nasib daerah ini. Maluku tetap menyandang daerah termiskin. Potretnya ada dimana-mana. 75 tahun bangsa ini berdiri kokoh, kita masih menyaksikan prahara di Negeri Niniari, Kabupaten SBB, cerita pilu di Kilmuri, Kabupaten SBT dan nestapa di Desa Neath dan Desa Liang, Kecamatan Leksula Kabupaten Buru Selatan.
Setelah cengkih, pala dan minyak bumi terungkap dan di-eksploitasi, muncul pula gas yang dilebali sebutan abadi ada di Masela. Kita pun berharap akan ada era disrupsi yang bisa menghantarkan kita ke throne (singgasana) kesejahteraan.