Martha Damita Palilu, Sosok Perempuan Dibalik Suksesnya Program PLN “Baronda Sekolah’
"Korporasi kami memang sebagian besar diisi kaum lelaki, bukan berarti tidak ada tempat untuk para perempuan hebat - Srikandi PLN ini. Mereka memiliki hak dan kesempatan yang sama, itulah mengapa mereka tampak produktif di setiap agenda program," ujar Awat.
Dia pun berharap, sepanjang 2024 ini, program yang digencarkan melalui Srikandi PLN ini bisa memberikan output yang cemerlang, tak hanya bagi PLN secara internal, melainkan juga secara eksternal di lingkup masyarakat.
"Tanpa melupakan peran mereka di tengah keluarga maupun masyarakat, mereka mampu merepresentasikan PLN di manapun mereka bertugas," ucap Awat salut.
Martha dipercayakan sebagai pelopor atau penggerak program PLN Baronda Sekolah. Secara konsisten dia menggerakkan srikandi PLN lainnya di seluruh unit kerja UIW MMU.
Hasilnya, pada Mei 2024 ini, terhitung empat sekolah yang telah dikunjungi khusus olehnya dan Bidang Niaga PLN UIW MMU. Yakni, SMA Negeri 13 Ambon, dan SMK Muhammadiyah Ambon, bahkan Tim PLN Baronda Sekolah berkunjung ke Banda Naira untuk turut bertemu siswa-siswi SMA Negeri 30 Maluku Tengah, dan terbaru di Kota Bacan yang mana berkunjung ke SMK Misbahul Aulad Labuha.
Diketahui program PLN Baronda Sekolah ini diinisiasikan dengan tema besar, yakni Edukasi Ketenagalistrikan. Niatnya untuk mencerdaskan anak bangsa terkait ketenagalistrikan ini disambut berbagai pihak sekolah yang telah dikunjungi.
Menurut Martha, siswa dipercaya sebagai agent of change. Mereka nantinya mampu menggerakkan komunitas di lingkungannya mengarah ke sebuah rutinitas yang lebih baik di masa mendatang. Dengan begitu, harapan besar akan meminimalisir terjadinya potensi kecelakaan akibat gangguan ketenagalistrikan ini bisa tercapai.
Dalam mengimplementasikan tugas-tugasnya, Martha mengakui tak ada tantangan yang tak bisa ditaklukan. Mulai dari persoalan eksternal yang mengharuskan dia bertemu dengan berbagai orang dengan mindset yang berbeda, hingga pada pandangan luar tentang eksistensinya sebagai leader perempuan di tengah pekerjaan yang terkesan maskulin bagi sebagian orang.