“Menyalakan Api Persatuan, Menjaga Nyala Indonesia”

Nasionalisme bukan sekadar retorika di mimbar, melainkan kerja nyata di sawah, di laut, di sekolah, di rumah sakit, dan di pelosok negeri yang masih menunggu keadilan.
Kekuasaan, dalam segala bentuknya, adalah amanah. Ia bukan singgasana untuk berkuasa, melainkan tanggung jawab untuk melayani. Kekuasaan adalah alat, bukan tujuan. Ia harus digunakan untuk menghapus kemiskinan, mengurangi kesenjangan, dan memberi rakyat kesempatan hidup yang lebih baik.
Jika kekuasaan digunakan untuk menakut-nakuti rakyat, maka ia telah kehilangan maknanya. Tetapi jika ia digunakan untuk menguatkan rakyat, maka ia akan menjadi berkat yang mengantarkan bangsa ini menuju kemajuan.
Hari ini kita dihadapkan pada dilema antara idealisme dan pragmatisme, antara cita-cita dan realitas. Namun sejarah selalu mengajarkan, bangsa yang besar adalah bangsa yang tidak takut menghadapi kenyataan.
Kita boleh berbeda pendapat, tetapi jangan pernah kehilangan semangat untuk mencari titik temu. Seperti orkestra, nada boleh berbeda, tetapi lagu yang dinyanyikan harus tetap sama: Indonesia Raya. Selama kita masih menyanyikan lagu itu dengan sepenuh hati, maka bangsa ini tidak akan pernah goyah.
Kita tidak tahu apa yang akan menanti Indonesia di abad berikutnya. Tetapi kita tahu, selama api persatuan masih menyala, kita akan mampu melangkah maju.
Selama kita menjaga Pancasila sebagai kompas, kita tidak akan kehilangan arah. Dan selama kita menempatkan rakyat sebagai pemilik sejati negeri ini, maka Indonesia akan terus hidup, terus tumbuh, dan terus bermartabat.
Maka marilah kita jaga nyala itu. Nyala yang tidak hanya menyinari masa kini, tetapi juga menuntun langkah generasi mendatang. Sebab bangsa yang besar bukanlah bangsa yang hanya mengagungkan masa lalu, melainkan bangsa yang mampu menyalakan harapan untuk masa depan.
Inilah tugas kita, inilah panggilan kita, dan inilah janji kita: menjaga Indonesia agar tetap bercahaya, agar tetap merdeka, agar tetap menjadi rumah yang damai bagi semua anak bangsa.
Indonesia telah bertahan delapan puluh tahun dengan segala suka dukanya. Kini, kita harus memastikan ia tidak hanya bertahan, tetapi juga berjaya. Semoga api persatuan ini tidak pernah padam, dan semoga Indonesia selalu mendapat rahmat serta perlindungan dari Allah SWT (*)