Milisi Bersenjata Pimpinan Ahmad Massoud Hadang Taliban di Lembah Panjshir

BERITABETA.COM - Pasukan Taliban kembali mendapat tantangan dari pejuang milisi bersenjata di Lembah Panjshir, utara Kabul, Afghanistan, Senin (30/8/2021) malam. Delapan orang dilaporkan tewas dalam bentrok tersebut.
Juru bicara Pasukan Perlawanan Nasional (NRF), sebuah kelompok yang setia kepada pemimpin lokal Ahmad Massoud, Fahim Dashti mengatakan, pertempuran terjadi di pintu masuk lembah sebelah barat. Pejuang Taliban menyerang NRF di lembah tersebut.
Panjshir merupakan satu dari 34 provinsi di Afghanistan yang berhasil melawan perebutan wilayah oleh Taliban.
Wilayah ini terletak di timur laut Afghanistan, 100 km dari Kabul, yang merupakan markas komandan perlawanan Massoud, digantikan putranya, Ahmad.
Sejumlah gambar yang beredar di dunia maya menunjukkan bagaimana para berjuang bersiap memerangi Taliban, gambar propaganda yang ditujukan untuk unjuk kekuatan. Tim FRANCE 24 Observers mewawancarai seorang politikus yang dekat dengan gerakan perlawanan tersebut.
Dengan luas 3.610 km persegi, Panjshir adalah provinsi terkecil di Afghanistan. Namun, wilayah ini dikelilingi pegunungan setinggi 5.768 meter, dan terdapat 145 gletser.
Lingkungan yang tidak bersahabat ini terhubung ke seluruh negeri hanya dengan empat jalan, dua di utara dan dua di selatan.
Di sinilah "Singa Panjshir", komandan Ahmad Shah Massoud, melawan Soviet (dari 1979 hingga 1989) dan kemudian Taliban (dari 1996 hingga 2001).
Massoud adalah kepala gerakan perlawanan Panjshir, yang disebut Aliansi Utara, sebelum dibunuh pada 9 September 2001.
Hari ini, Aliansi Utara dipimpin putranya, Ahmad Massoud. Kelompok ini bersekutu dengan beberapa gerakan lain untuk membentuk Front Perlawanan Nasional, yang bertujuan untuk melindungi Panjshir dari pendudukan Taliban.
“Saya tidak bisa membicarakan spesifikasi militer untuk alasan yang jelas, tetapi saya dapat meyakinkan Anda bahwa kami memiliki apa yang diperlukan untuk bertahan untuk waktu yang lama,” kata Fahim Fetrat, seorang politikus Afghanistan yang dekat dengan pasukan Aliansi Utara di Panjshir.
“Kami masih memiliki banyak timbunan senjata dari perang melawan pendudukan Soviet, dan gelombang pertama perlawanan melawan Taliban pada 1990-an, karena kami khawatir hari ini akan datang,” lanjutnya, dikutip dar France 24, Selasa (31/8).
Fetrat mengatakan, ribuan mujahidin dari wilayah Panjshir, termasuk tentara Afghanistan, pasukan khusus, dan anggota polisi, datang ke Panjshir setelah daerah mereka direbut Taliban. Mereka datang membawa senjata dan amunisi.