BERITABETA.COM, Ambon – Mantan anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) dua periode, Mirati Dewaningsih mengatakan, keikutsertaannya dalam kontestasi politik tahun ini, didasari keinginan untuk mengembalikan marwah DPD.

“Sekarang ini DPD telah menyimpang dari marwahnya. Bahkan terjadi dualisme dalam tubuh DPD,” kata Mirati Dewaningsih di Ambon, sabtu (16/02/19).

Ia mengatakan, persoalan itu menyebabkan mantan Ketua dan anggota DPD semasanya, yakni Ginanjar Kartasasmita dan Bram Tuapatinaya, mendorongnya untuk kembali mencalonkan diri dalam pemilu periode ini.

“Saya kembali maju sebagai anggota DPD karena ingin mengembalikan marwah DPD,” katanya.

Dia menjelaskan, dirinya juga punya kepentingan untuk memberikan pendidikan politik kepada masyarakat Maluku, terutama konstituennya yang merupakan ibu-ibu rumah tangga.

“Saya ajarkan kepada ibu-ibu bahwa politik itu indah, politik itu santun, politik itu cantik. Yang tidak baik adalah oknum-oknumnya,” ujarnya.

Menurut dia, masyarakat harus diajarkan agar tidak boleh alergi terhadap politik.

Saat sosialisasi dan silaturahminya bersama warga Negeri Batumerah dan Waihaong pada Kamis malam (14/02/19), Mirati Dewaningsih mengajarkan kepada konstituennya itu tentang pendidikan politik yang dimulai dari keluarga.

“Politik itu cara/upaya/strategi untuk bagaimana orang mau menuruti kita. Bagaimana orang mau memilih kita. Contoh, ketika meminta sesuatu dari suami, ibu-ibu pasti menggunakan cara-cara tertentu supaya permintaannya itu dituruti,” katanya di hadapan warga Batumerah dan Waihaong yang didominasi oleh ibu-ibu.

Dia pun berpesan kepada mereka bahwa spanduk-spanduk bergambar calon anggota legislatif yang terpampang sepanjang jalan-jalan di daerah ini adalah berisi orang-orang yang ingin berkontribusi dalam kehidupan bernegara. Sepatutnya spanduk-spanduk tersebut tidak boleh dirusak atau disobek.

“Kenapa disobek ? Orang-orang yang di spanduk itu punya tujuan untuk berkontribusi membuat Undang Undang, untuk berkontribusi dalam kehidupan bernegara,” ujarnya (BB-ENY)