BERITABETA.COM, Ambon – Langit kota Ambon mulai gelap,  dari kejauhan terlihat lalu lalang kendaraan di atas Jembatan Merah Putih begitu ramai. Satu per satu pintu-pintu ruko di pusat perbelanjaan Maluku City Mall Ambon, mulai ditutup pemiliknya.

Namun, tidak bagi Sunarti. Mahasiswa semester akhir di IAIN Ambon ini,  masih berdiri di depan lapaknya yang berada di tepi jalan depan pusat perbelanjaan itu,  sambil sesekali menawarkan jualannya kepada pengunjung yang melintas di depannya.

Gadis berumur 21 tahun, asal Namrole, Kabupaten Buru Selatan ini terpaksa harus memutar otak, untuk mencari tambahan biaya di tengah pandemic Covid-19 yang melanda Kota Ambon dengan menjual masker kain.

“Saya berjualan masker ini sementara menunggu waktu wisuda.  Saya tidak malu, daripada hanya duduk-duduk saja dan susah mencari pekerjaan. Mendingan saya berjualan masker untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari,” katanya saat dijumpai beritabeta.com di depan pusat perbelajaan Maluku City Mall, Ambon, Minggu (22/11/20).

Sunarti mengaku akan menutup lapaknya, bila tak ada lagi pengunjung yang datang di MCM pada pukul 20.00 WIT. Waktu ini ditetapkan menyusul masih berlakunya aturan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang ditetapkan Pemerintah Kota Ambon di masa pandemic Covid-19 ini.

Pemkot Ambon terpaksa memberlakukan PSBB guna untuk memutus mata rantai Covid-19, menyusul bayaknya kasus Covid-19 di kota berjuluk manise ini.

Sunarti tidak sendirian, di Kota Ambon terdapat puluhan pedagang yang menjajakan masker kain jenis scuba, pasca anjuran penggunaan masker diberlakukan bagi setiap warga.

Ia mengaku setiap saat berjualan di depan MCM, untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.  Meski sering diminta agar berdiam di rumah, Sunarti yang menetap di  Dusun Wara, Desa Batumerah tetap saja menjalankan aktivitasnya sebagai pedagang.

“Kalau tidak seperti ini lalu dari mana kami mendapatkan uang untuk kebutuhan setiap hari? Apalagi banyak sekali yang membutuhkan masker di tengah pandemic ini,” cetusnya.

Narti begitu sapaannya, mengaku terpaksa berjualan di tengah pandemi lantaran hidupnya bergantung pada penghasilan sehari-hari dengan berdagang.

Meski sadar rentan terpapar Covid-19 saat berada di luar, Narti tak dapat meliburkan diri. Baginya, mendapatkan hasil saat berdagang cukup membuatnya lega lantaran dapat mencukupi kebutuhannya hari itu.

Narti menjual masker dengan beragam macam dengan harga yang bervariasi. Misalnya, untuk masker jenis scuba dengan logo dihargai Rp 10 ribu, yang polos 2 buah 15 ribu. Sedangkan untuk  masker medis 1 buah dijual dengan harga Rp 5 ribu.

“Saya jualan masker ini juga membantu bos (pemilik). Karena bos saya mencari pekerja paruh waktu untuk membantunya jualan. Ia memiliki beberapa lokasi untuk jualan masker ini,” ungkapnya.

Berapa penghasilan setiap hari Narti? Ia mengungkapkan total penjualan masker selama satu hari tergantung pembeli, kadang satu hari bisa mencapai 200 ribu lebih, kadang bisa 100 ribu lebih tergantung penbgunjung.

Menjelani kondisi ini, Narti berharap situasi pandemi  Covid-19 cepat kembali normal. Sebab dirinya khawatir jika keadaannya terus seperti ini, bisa berdampak buruk terhadap kondisinya yang sementara merantau untuk kuliah.

“Semoga kita semua diberikan kekuatan. Pandemi ini cepat berlalu. Mari kita mematuhi protokol kesehatan dengan menerapkan pola hidup sehat mematuhi 3M (mencuci tangan, memakai masker dan menjaga jarak) agar kondisi di Ambon bisa pulih dan kondusif,” harapnya (*)

Reporter : Pebby Sahupala
Editor : Redaksi