Nurdin Abdullah ‘Tokoh Perubahan’ yang Terjerat Gratifikasi
Nurdin menikah dengan Hj. Liestiaty F. Nurdin, M. Fish pada 11 Januari 1986. Dari pernikahan tersebut keduanya dikaruniai tiga orang anak yakni 2 putra dan satu putri.
Sebelum berkecimpung di dunia politik, Nurdin dikenal sebagai seorang akademisi, dan pernah menempati beberapa jabatan struktural di universitas maupun di perusahaan swasta.
Ia dikukuhkan sebagai Guru Besar Fakultas, Kehutanan di Universitas Hasanuddin dan menjadi Dewan Penyantun Politeknik Negeri Makassar.
Tahun 2008 Nurdin memulai karirnya di bidang politik. Saat itu ia berpasangan dengan Andi Asli Mustajab maju sebagai salah satu calon Bupati Bantaeng.
Pasangan Nurdin-Andi pun terpilih sebagai Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Bantaeng periode 2008-2013.
Pada Pilkada Tahun 2013, Nurdin kembali mencalonkan diri sebagai Bupati Bantaeng berpasangan dengan Muhammad Yasin dan meraih perolehan suara terbanyak dari tiga kandidat lainnya.
Setelah 10 tahun memimpin Kabupaten Bantaeng, Nurdin pun maju mencalonkan diri sebagai Gubernur Sulawesi Selatan pada tahun 2018.
Bersama Andi Sudirman Sulaiman, pasangan yang diusung PKS, PAN dan PDIP ini mendapatkan suara terbanyak mengungguli tiga paslon lainnya.
Sosok Nurdin sendiri sebenarnya memiliki reputasi yang cukup apik dalam bidang akademik maupun politik. Dia sempat mendapatkan gelar 'Tokoh Perubahan' pada 2015 lalu.
Sosok Muslim yang Saleh
Penangkapan Nurdin Abdullah membuat Ketua DPD PDIP Sulawesi Selatan Andi Ridwan Witirri menjadi heran. Dalam keterangan tertulisnya Andi mengaku terkejut dengan pemberitaan penangkapan Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah oleh KPK.
“Prof Nurdin Abdullah itu sosok yang baik, dekat dengan petani, jujur, dan sosok Muslim yang Saleh. Kami tentu saja hormati proses hukum yang seharusnya berkeadilan,” kata Andi, seperti dikutip dari fajar.co.id, Sabtu (27/2/2021).