Obati Rindu di Tanah Bali, Gleen Hadirkan ‘Papeda Kua Ikan’ di Denpasar
Setelah dituangkan, barulah papeda ditambahkan ke dalam piring dengan cara menggunakan sepasang alat menyerupai sumpit, yang kemudian papeda diambil dengan cara seperti digulung-gulung. Setelah keduanya masuk ke dalam piring, barulah papeda diaduk sedikit bersamaan dengan kuah dan bisa dikonsumsi menggunakan sendok atau langsung diseruput.
“Nah ini pasti nempel di sekitar mulut, apalagi yang berkumis. Tapi di sanalah kenikmatannya,” kata pria asli Ambon ini.
Karena merupakan kuliner khas daerah, Gleen mendatangkan bahan bakunya langsung dari Ambon. Tetapi karena biaya ongkos kirim yang semakin tinggi, belakangan bahan baku papeda, yakni sagu, ia ganti dengan tepung sagu yang didatangkan tidak hanya dari Ambon, tetapi juga wilayah Jawa.
“Kalau ikan, bunga pepaya itu kadang kita dapat dari Ambon, Kupang, Flores, atau dari Jawa, karena di sini sedikit sulit,” katanya.
Untuk harganya, papeda ikan kuah kuning sepaket dibanderol seharga Rp 38 ribu untuk makan di tempat. Selain itu, kangkung bunga pepaya dan sayur kohu-kohu seharga Rp 18 ribu dan ikan goreng colo-colo Rp 25 ribu. Selain itu ada jajanan khas Maluku mulai dari Rp 3 ribu sampai Rp 10 ribu. Minumannya sendiri berkisar antara Rp 5 ribu sampai Rp 8 ribu. Dibuka setiap hari kecuali Jumat, mulai pukul 09.00-18.00 Wita.
Sebelum Covid-19, sehari ia bisa menjual 10 paket papeda ikan kuah kuning. Ada makanan-makanan lain lagi selain papeda, ikan goreng colo-colo yang sehari bisa laku 10 ekor. Jika dikalkulasi, Gleen bisa meraup pendapatan bersih hingga Rp 800 ribu. “Sesudah pandemi, omzet pasti berkurang, tapi ada,” katanya.
Awalnya ia dibantu tiga karyawan, tapi karena Covid-19 sisa satu karyawan di tempatnya. “Karena kita kan harus bayar gaji karyawan dan sebagainya, sementara pendapatan sejak Covid-19 ini menurun,” ungkap dia.
Di tengah kondisi Covid-19 yang tak menentu ini, Gleen berharap masih ada konsumen yang datang untuk menikmati papeda. Ia pun berharap agar perekonomian Bali kembali pulih agar usahanya, begitu juga yang lain, tetap bisa bergeliat (BB)
Sumber : baliexpress.jawapos.com