Pelaku Usaha Terancam Bangkrut, HMI Soroti Digitalisasi UMKM
BERITABETA.Com, Ambon – Menyoroti perkembangan ekonomi yang mengalami gangguan akibat penyebaran COVID 19, HMI Komisariat Ekonomi dan Bisnis Universitas Pattimura (Unpatti) Ambon, menggelar Dialog Publik bertajuk UMKM GO DIGITAL. Kegitan ini berlangsung, di Aula Baileo Mart Poka, Jumat kemarin (19/11/20).
Kegiatan ini bertujuan untuk mengajak mahasiswa agar lebih memiliki kepekaan terhadap problematika perekonomian, yang tengah dialami, khususnya bagi pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Sisi lain untuk mendorong anak muda Maluku memanfaatkan digital dalam berwirausaha.
Dialog ini diikuti Mahasiswa Ekonomi dan Bisnis Unpatti Ambon, puluhan mahasiswa lain, dan sejumlah alumni.
Kegiatan yang diarahkan Zakaria Lesilawang ini, menghadirkan tiga narasumber utama, masing-masing, Saddam Malik Tubaka, Aktivis Ekonomi Maluku, Gadri R. Attamimi, Owner Flatform Digital Balido, BUMNEG Hatukau dan Dr. Teddy Ch. Leasiwal, Akademisi Unpatti Ambon.
Intan Sari Dewi, Ketua Penyelenggara Kegiatan menyampaikan, diaolg yang mengusung tema UMKM Go Digital ini, sebagai wujud dan komitmen HMI Komisariat Ekonomi dan Bisnis Unpatti Ambon, agar terus fokus pada diskusi dan kajian yang sesuai dengan disiplin ilmu ekonomi.
Sementara Mohdar Fotty, Ketua Umum HMI Komisariat Ekonomi dan Bisnis Unpatti Ambon menyatakan, sudah saatnya HMI, khususnya Komisariat Ekonomi dan Bisnis, menjadi pelopor dalam mengkaji isu dan perkembangan kondisi ekonomi yang tengah terjadi di masyarakat.
“Seperti Pandemi COVID-19 yang berdampak pada UMKM. Jadi yang terpenting adalah, selesai melakukan kegiatan, harus ada langkah kongkrit dalam bentuk keterlibatan kader HMI sebagai pelaku usaha berbasis digital,” ajaknya.
Di sisi lain, Saddam Malik Tubaka dalam materinya menyinggung, pemerintah memang telah berupaya untuk melindungi UMKM dari ancaman COVID-19, dengan sejumlah bantuan yang termuat dalam kebijakan pemulihan ekonomi.
Namun persoalnnya, sambung Saddam, bukan pada cukup atau tidak, melainkan sudah tepat sasaran atau belum?. Terkait Digitalisasi UMKM, ia menyebut, yang perlu diperhatikan saat ini yakni, pengaturan ekosistem digital agar tidak terjadi persaingan yang tidak sehat dalam bisnis online, apalagi sebagian besar produk onile adalah barang impor.
Gadri Attamimi, selaku pelaku UMKM Digital mengaku, penyebaran COVID-19 sangat berdampak pada bisnis yang sedang dijalankan. Namun untuk meminimalisir hal tersebut, ia telah melakukan penyesuaian dengan inovasi bisnis berbasisi digital.
“Saya tetap optimis dengan bisnis yang ada, karena memang telah melakukan penyesuaian dengan inovasi bisnis berbasis digital,” ujar Attamimi.
Dia menambahkan, dalam menjalankan bisinis online, saat ini telah memakai jasa tukang ojek pangkalan, untuk mengantar barang dagangannya.
“Namun kita tetap menggunakan standar protokol kesehatan COVID-19,” katanya. (BB-TAN)