BERITABETA.COM, Bula — Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Seram Bagian Timur (SBT) melalui Dinas Perpustakaan dan Kearsipan menggandeng Kantor Kementerian Agama (Kemenag) setempat dan para pegiat literasi di daerah itu untuk menggelar Festival Literasi SBT di Aula Gedung Serbaguna Dinas Kesehatan SBT, Selasa (13/8/2024).

Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan SBT, Murad Wokas dalam sambutannya mengungkapkan, pelaksanaan kegiatan Festival Literasi SBT merupakan upaya untuk meningkatkan pemahaman peserta didik dan masyarakat tentang pentingnya literasi dan perkembangan.

"Juga menigkatkan kemampuan menulis, kemampuan public speaking peserta didik dan masyarakat dengan memberikan ruang mengeksplorasi potensi diri di bidang literasi," ungkap Murad Wokas.

Sementara itu, Bupati SBT, Abdul Mukti Keliobas dalam sambutan tertulis yang dibacakan Asisten I Sekretariat Daerah (Setda) SBT, Ambo Wokanubun menerangkan, pelaksanaan kegiatan Festival Literasi SBT merupakan wujud dan amanat undang-undang nomor 43 tahun 2007 tentang perpustakaan, dimana pembudayaan kegemaran membaca dimulai dari lingkungan keluarga, satuan pendidikan dan masyarakat secara luas.

"Pelaksanaan kegiatan Festival Literasi Kabupaten SBT merupakan wujud dan amanat Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 Tentang Perpustakaan, dimana pembudayaan kegemaran membaca dimulai dari lingkungan keluarga, satuan Pendidikan dan masyarakat secara luas," terang Abdul Mukti Keliobas.

Keliobas mengungkapkan, gerakan literasi merupakan upaya pemerintah untuk memperkuat sinergitas antar pelaku literasi dengan menghimpun semua potensi dan memperluas keterlibatan publik dalam menumbuhkembangkan dan membudayakan minat baca.

"Gerakan ini bertujuan untuk meningkatkan budaya literasi pada ekosistem pendidikan, dalam rangka pembelajaran sepanjang hayat sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) Menuju Generasi Emas Indonesia Tahun 2045," ungkapnya.

Dia menegaskan, literasi harus dimaknai lebih luas tidak hanya sebatas baca tulis, namun dapat digunakan untuk mengatasi persoalan sosial kemasyarakatan yaitu mengembangkan ilmu pengetahuan kedalam karya-karya yang bernilai ekonomis melalui program Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial.

"Oleh karenanya, literasi telah diadopsi sebagai salah satu instrument penting dalam pembangunan yang berdampak pada sosial ekonomi," tegasnya. (*)

Pewarta : Azis Zubaedi