Sambut Proyek Blok Masela, Pemprov Maluku Siapkan BUMD Pengelola PI
BERITABETA.COM, Ambon – Persiapan untuk menyambut beroperasinya mega proyek Blok Abadi Masela, di Kabupaten Kepulauan Tanimbar (KKT) terus dilakukan Pemerintah Provinsi Maluku.
Dalam waktu dekat, Pemprov Maluku akan membentuk sebuah Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang dipersiapkan untuk mengelola participating interest (PI) 10% di blok gas raksasa itu.
Kepastian ini disampaikan Ketua DPRD Provinsi Maluku, Lucky Wattimury kepada wartawan di gedung DPRD Maluku, Selasa (25/8/2020).
Lucky mengatakan, rencana pembentukan BUMD ini telah disiapkan dengan menyiapkan Rancangan Peraturan Daerah (Ranperda) tentang pembentukan BUMD yang sementara digodok oleh DPRD Maluku untuk nantinya ditetapkan.
Menurutnya, ada dua buah Ranperda yang berkaitan dengan Blok Masela untuk pengelolaan PI 10 %, yakni Ranperda tentang pendirian BUMD PT. Maluku Energi Abadi dan Ranperda tentang penyertaan modal pemerintah daerah kepada PT. Maluku Energi Abadi.
“Ranperda itu sudah ada pada tahap fasilitasi di Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) dan setelah selesai, akan kami tetapkan menjadi peraturan daerah,” kata Lucky.
Dikatakan, dengan penetapan peraturan daerah (Perda) tersebut, maka Gubernur Maluku akan membentuk BUMD yang tugasnya untuk mengelola PI 10% itu. Karena anggaran tersebut cukup besar, maka harus ada BUMD yang kredibel.
Dalam koordinasi dengan Gubernur Maluku, telah dijelaskan langkah-langkah yang akan dilakukan oleh pemerintah dalam kaitan dengan pengelolaan PI 10% tersebut.
“Beliau telah menyampaikan ke kami para pimpinan DPRD dan Fraksi. Untuk itu, kami ingin PI 10% dan Blok Masela ini bisa dimanfaatkan seoptimal mungkin untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat,” jelasnya.
Lucky menambahkan, PI 10% dan Blok Masela ini bisa dimanfaatkan seoptimal mungkin untuk mengurangi angka kemiskinan serta mengatasi tingkat pengangguran dan sebagainya.
Dia juga mengaku telah menyampaikan ke Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Maluku serta Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait lainnya agar mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) di Maluku untuk menyambut operasinya Blok Masela.
“Kalau itu tidak dipersiapkan dengan baik, saya yakin kita akan kesulitan di waktu yang akan datang. Kita akan menjadi orang asing di daerah sendiri. Untuk itu, semua generasi muda harus memanfaatkan ini,” ungkapnya.
Untuk itu, politisi PDI-P Maluku ini meminta agar generasi muda Maluku yang sementara menjalankan studi pada bidang Minyak dan Gas (Migas) di Universitas Padjajaran memiliki kualitas dan secepatnya kembali agar bisa diimplementasikan di Maluku. Peluang Pemda melalui Gubernur Maluku telah dibuka seluasnya.
“Gubernur sangat menekankan hal ini. Sehingga mari sama-sama mendukung langkah yang diambil agar Blok Masela dan pengelolaan PI 10% bisa berguna untuk kita semua di Maluku,” tutupnya.
SKK Migas Dukung SDM Lokal
Sebelumnya, Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto menyetakan dukungannya dengan mendorong keterlibatan Sumber Daya Manusia (SDM) lokal, baik saat fase pembangunan maupun saat proyek operasional pada proyek Abadi Masela.
Dwi Soetjipto mengatakan, SKK Migas dan INPEX siap mendukung dan memfasilitasi keterlibatan SDM lokal di proyek Abadi Masela, agar masyarakat Maluku merasakan dampak positif keberadaan proyek tersebut.
Hal ini diimplementasikan dengan penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan di bidang usaha dan jasa antara Pemerintah Provinsi Maluku dan Petrotekno.
“SKK Migas mendukung implementasi kerjasama antara Pemerintah Provinsi Maluku dengan Petrotekno yang hari ini ditandatanganai,” kata Dwi, di Jakarta, 5 Agustus 2020.
Menurut Dwi, Proyek Abadi Masela merupakan kesempatan emas bagi masyarakat Maluku untuk terlibat didalamnya, baik sebagai tenaga kerja maupun pengusaha lokal yang menjadi mitra INPEX.
Untuk itu penyiapan SDM Maluku yang memiliki kompetensi sesuai standar hulu migas harus menjadi perhatian Pemerintah Daerah, agar manfaat langsung keberadaan proyek Abadi Masela dirasakan masyarakat Maluku.
Proyek Abadi Masela dengan nilai investasi yang mencapai USD 19,8 miliar memiliki tingkat kandungan lokal (TKDN) barang dan jasa sebesar 26 persen, atau USD 5,15 miliar yang setara dengan sekitaRp 75 triliun.
Sebuah angka yang luar biasa dan dapat mendukung peningkatan kapasitas industri nasional, dan secara khusus mendorong dan meningkatkan kapasitas industri daerah, termasuk UMKM di Maluku.
Pada masa konstruksi akan menyerap sekitar 30 ribu tenaga kerja dan saat operasional akan menyerap sekitar 4 ribu tenaga kerja.
“Ini merupakan langkah maju dan implementasi dari upaya peningkatan kompetensi masyarakat Maluku agar siap untuk berkontribusi dan mendapatkan manfaat dari proyek Abadi Masela,” tutur Dwi (BB-AHM-DIO)