BERITABETA.COM, Ambon – Selama tahun 2018, penyaluran kredit di Provinsi Maluku menunjukan perkembangan yang impresif dengan pencapaian pertumbuhan kredit melampaui target nasional sebesar 12 persen.  Peningkatan terjadi sebesar 12,54 persen (yoy),  atau senilai Rp. 1,40 Triliun pada Desember 2017 menjadi sebesar Rp. 12,57 Triliun pada Desember 2018.

Pernyataan ini disampaikan Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Maluku, Bambang Hermanto saat Media Update, Kamis (14/2) di kantor OJK Maluku.

Menurutnya, percepatan pertumbuhan penyaluran kredit pada triwulan IV tahun 2018 secara yoy didominasi oleh 3 sektor ekonomi konsumtif pada sektor rumah tangga.

“Untuk pemilik flat atau apertemen dari turun sebesar Rp. 559 Juta (-15,48 persen) pada triwulan III tahun 2018 menjadi meningkat sebesar Rp. 3,16 Miliar (115,70 persen) pada triwulan IV tahun 2018, diikuti sektor rumah tangga untuk pemilikan kendaraan bermotor dari sebesar Rp 17,88 (33, 27 persen) menjadi sebesar Rp. 22, 93 Miliar (36, 39 persen) dan sektor bukan lapangan usaha lainnya dari sebesar Rp. 336, 37 Miliar (10,65 persen) menjadi sebesar Rp. 355, 32 Miliar (10,81 persen),”jelasnya.

Ia mengakui, kinerja penyaluran kredit perbankan di Provinsi Maluku pada triwulan IV tahun 2028 menguat dan menunjukan perkembangan bisnis di sektor jasa perbankan semakin menarik.

“Hal ini juga tercermin dari rencana bisnis bank yang beroperasi di Maluku, selama tahun 2019 akan melakukan pembukaan jaringan-jaringan kantor sekelas kantor kas, kantor cabang pembantu dan kantot cabang sebanyak 10 jaringan kantor,” ungkapnya.

Sementara itu, dari sisi sektor produktif semakin menunjukan tren positif,  yang tercermin dari sisi sektor perdagangan besar dan eceran yang meningkatkan sebesar Rp 220,59 Miliar atau 9, 55 persen,  dan sektor konstruksi Rp. 147, 32 atau 60, 61 persen. Sedangkan untuk kompisisi portofolia penyaluran kredit produktif berada pada rata-rata sebesar 31, 21 persen dari total kredit.

“Dari sisi resiko kredit di triwulan IV tahun 2018, rasio Non Performing Loan (NPL) atau kredit bermasalah di Provinsi Maluku sebesar 1,13 persen, lebih rendah dibandingkan dengan triwulan III tahun 2018 yang tercatat sebesar 1,29 persen dan terhitung masih jauh di bawah  NPL nasional sebesar 2,44 persen dan NPL indikatif nasional yang maksimal sebesar 5 persen,”ungkapnya.

Begitu juga jumlah rekening kredit perbankan di triwulan IV 2018 diakuinya, meningkat sebanyak 9.244 rekening atau tumbuh 7,76 persen (yoy) sehingga menjadi 128.437 rekening kredit. “Pertumbuhan rekening kredit perbankan sedikit melambat dibandingkan triwulan III tahun 2018 yang tercatat sebesar 9,61 persen,” pungkasnya. (BB-DIA)