Pilkada SBT, Ada ‘Hantu’ Bernama Figuritas
Begitupun juga, apakah kekuatan elektoral Arobi Kelian setara dengan Mukti Keliobas agar FAHAM bisa mendulang kemenangan di Pilkada mendatang? Elektoral Arobi Kelian tidak secemerlang Mukti Keliobas, selain menjadi tokoh adat, Bupati SBT ini juga memiliki basis massa yang mengakar.
Menyimak peta tersebut, sungguh sukar untuk mengklaim kemenangan dini bagi kedua paslon ini, karena perubahan formasi kekutan yang terjadi, menjadi pelik untuk dianalisa secara matematis. Meskipun yang harus diukur adalah elektoral pasangan bukan person, namun perbandingan ini tak akan jauh berbeda hasilnya untuk dijadikan pijakan.
Mukti Keliobas tentunya harus all out merajut kekuatan di Dapil 3 yang menjadi basisnya, karena pertarungan di Pilkada 2020, popularitasnya, tentu tidak sebanding lagi dengan penampilan perdananya di Pilkada 2015. Di Pilkada 2015, Mukti Keliobas menjadi satu-satunya tokoh yang diidolakan bahkan dirindukan, setelah satu dekade harus bersabar menunggu.
Ekspektasi pemilih kepada sosok yang akrab disapa Jou ini cukup tinggi saat itu. Bagaimana dengan Pilkada 2020 nanti? Jawaban dari pertanyaan ini adalah kepemimpinannya selama 5 tahun ini. Apakah memuaskan atau tidak, disitulah menjadi penentu seberapa besar Mukti Keliobas masih dicintai atau diinginkan rakyat SBT.
Lalu bagimana dengan FAHAM? Pasangan yang diusung koalisi jumbo parpol ini, harus diakui, meraka tampil diapit dua kekuatan besar figuritas dan basis. Kekuatan elektoral Fachri Husni Alkatiri tentunya tidak sekuat dulu saat tampil berasma MUFAKAT, karena harus berhadapan dengan kekuatan Rohani Vanath yang di-back-up suaminya Abdullah Vanath.
Pertarungan FAHAM dan NINA RAMAH akan lebih sengit di medan perang dapil 1 (Werinama, Siwalalat, Bula, Bula Barat dan Teluk Waru).Dilain sisi, wakilnya Arobi Kelian harus mati-matian bertarung di dapil 3 yang selama ini dikenal sebagai lumbung suara Mukti Keliobas.
Paslon FAHAM bisa tampil sebagai pemenang di Pilkada SBT, bila tujuh parpol yang mengusung pasangan ini, mampu mengembalikan perolehan suara di Pemilu 2019 dalam Pilkada SBT mendatang.
Artinya mesin tunjuh Parpol ini tidak boleh mati, harus bekerja keras selama tiga bulan kedepan untuk memastikan hasil Pemilu 2019 simetris dengan hasil Pilkada SBT Desember 2020.
Tapi, jika menyimak pengalaman pesta demokrasi lokal di Maluku dan dinamika yang terjadi sampai detik ini di SBT, hampir bisa dipastikan pengaruh mesin Parpol terhadap hasil Pilkada SBT mendatang, tidak akan simetris dengan hasil Pemilu 2019 lalu.
Alasannya sederhana, jika mesin parpol-parpol itu digarakkan dengan maksimal untuk mempertahankan image-nya sebagai manget atau satu-satunya kendaraan politik, maka mimpi paslon NINA RAMAH untuk melaju ke pentas Pilkada SBT tidak pernah akan terjadi. Sebab, 10 persen dukungan dari DPT SBT yang didulang NINA RAMAH, sesungguhnya adalah pemilih yang meloloskan para wakil rakyat yang mewakili parpol –parpol di DPRD SBT itu juga.
Kondisi inilah yang pernah menjadi kesimpulan dari sebuah survei yang dilakukan Lembaga Survei Indonesia (LSI) dan Universitas Nasional Australia (ANU) di Mei 2019 menjelang Pilpres 2019 silam. Kedua lembaga ini menyimpulkan hasil survei-nya bahwa sebagian besar pemilih merasa sangat tidak terikat pada partai politik.
Fenomena inilah yang disebut oleh para ilmuwan politik “identifikasi partai,” yakni proporsi pemilih yang mengungkapkan identifikasi pribadi dengan suatu partai hanya mencapai 12 persen. Artinya, ketokohan dapat menarik kesetiaan partisan yang kuat, karena politik menjadi lebih personal, pemilih bebas menentukan pilihan di hari H nanti.
Disinilah peran ‘hantu’ bernama figuritas itu mendapatkan ruangnya. Sebagian besar pemilih SBT masih akan tertarik oleh magnet besar banyang-banyang figuritas para tokoh yang memiliki pengaruh.
Sisanya adalah pengaruh kekuatan kader parpol yang duduk di legislatif. Sejauh mana para wakil rakyat ini dapat membuat gerbong sesuai rekomendasi parpol? Inilah dinamika yang kita hadapi saat ini. Apalagi rakyat SBT sudah melek akan eksistensi dan kebijakan yang dihasilkan dari kekuasaan selama ini. Seperti apa hasil Pilkada SBT mendatang? Kita lihat saja nanti (***)