Rapat Bersama KKP, DPRD Maluku : Ambon New Port Bakal Serap 37 Ribu Lebih Tenaga Kerja
BERITABETA.COM, Ambon - Rencana pembangunan Pelabuhan Ambon [Ambon New Port] kembali dibahas dalam rapat bersama antara Kementerian Kelautan dan Perikanan [KKP] bersama Komisi II DPRD Maluku.
Rapat yang digelar di Kantor KKP Jakarta, Selasa (9/11/2021) itu, mengungkap sejumlah keunggulan dari Proyek Strategis Nasional itu salah satrunya adalah terkait proyeksi Multiplier Effects di sector ekonomi yang akan tercipta.
Anggota Komisi II DPRD Maluku Aziz Hentihu kepada beritabeta.com via telepon selulernya mengatakan, dari paparan yang disampaikan KKP menyebutkan, proyek Ambon New Port yang menginterintegrasikan antara pelabuhan logistik, pelabuhan perikanan serta industri perikanan itu ditaksir akan menyerap jumlah tenaga kerja mencapai 37 ribu lebih orang.
“Serapan tenaga kerja yang meliputi petugas pelabuhan perikanan sebanyak 750 orang, tenaga kerja bongkar muat dan sektor informal sebanyak 26.548 orang dan pekerja di Industri Perikanan sebanyak 9.859,” kata Aziz membeberkan data proyeksi dari hasil rapat tersebut.
Selain jumlah tenaga kerja, kata Aziz dari sisi pemberdayaan nelayan secara kuantitas juga cukup besar. Bila Ambon New Port ini beroperasi, maka diprediksikan akan melibatkan sebanyak 280.953 yang terdiri dari nelayan dan ABK [anak buah kapal] yang diprioritaskan untuk masyarakat lokal.
Jumlah nelayan dan ABK ini akan beroperasi di sebagian Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia [WPP-NRI] 715 (Perairan Teluk Tomini, Laut Maluku, Laut Halmahera, Laut Seram dan Teluk Berau) dan WPPN-RI 718 (Perairan Laut Aru, Laut Arafuru, dan Laut Timor bagian Timur).
“Ini merupakan sebuah ilustrasi yang kami bahas dalam rapat bersama dengan KKP tadi. Sehingga proyek Ambon New Port kedepan bisa saja menjadi pintu masuk bagi Maluku untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat,” pungkasnya.
Ketua DPW PPP Maluku ini mengaku, selain tercovernya jumlah SDM yang cukup besar, dari ilustrasi program Ambon New Port yang dipaparkan, juga disertai dengan pembangunan sejumlah fasilitas pendukung lainnya yang meliputi 22 unit pabrik es dengan jumlah pekerja sebanyak 394 orang.
Kemudian, pembangunan galangan kapal dengan jumlah tenaga kerja mencapai 190 orang dan pembagunan apartemen nelayan sebanyak 7 unit dengan jumlah kamar sebanyak 2.880 kamar.
“Ini yang kita bahas dalam rapat tersebut. Memang apa yang disajikan masih merupakan sebuah proyeksi, namun multiplier effects di sector ekonomi ditargetkan demikian sesuai kajaian para ahli,” beber Aziz.
Aziz menambahkan, selain beberapa hal di atas efek dari industry perbankan dan asuransi bila Ambon New Port ini berjalan akan terjadi perputaran uang sebesar Rp. 124, 60 triliun per tahun.
“Jumlah ini dihasilkan dari kegiatan transaksi penjualan ikan, hasil tangkapan dan bididaya, penjualan air bersih, es, logistic perbekalan ABK, bahan alat penangkapan ikan dan transaksi kegiatan doking kapal,” bebernya.
Selain membahas terkait multiplier effects Proyek Ambon New Port, dalam rapat bersama itu juga dipaparkan kebijakan baru dari rancangan awal terkait penerapan kebijakan penangkapan ikan terukur di WPP-NRI 715 (sebagian) dan WPP-NRI 718 yang akan dimulai pada Januari 2022 mendatang.
“Kebijakan ini diterapkan untuk memastikan keseimbangan antara pertumbuhan ekologi dan ekonomi serta keberlanjutan sumber daya perikanan nasional untuk mendukung ketahanan pangan dan sosial-ekonomi manyarakat,” jelas Aziz.
Untuk Maluku terdapat tiga lokasi pendaratan ikan yang meliputi Ambon New Port, PPN Tual dan PP Benjina. Sementara untuk hasil produksi atau tangkapan ikan yang didaratkan ditaksir untuk Ambon New Port akan 409.350 ton/tahun, dengan total nilai uang Rp 10,15 triliun/tahun.
Sedangkan, PPN Tual jumlah pendaratan sebanyak 372, 300 ton/tahun dengan nilai Rp. 9.22 triliun/tahun dan PP Benjina dengan jumlah pendaratan ikan sebanyak 279.225 ton/tahun dengan nilai Rp.6.92 triliun /tahun (BB)
Editor : Redaksi