BERITABETA.COM, Jakarta — Anggota DPR RI dari Daerah Pemilihan (Dapil) Maluku, Saadiah Uluputty menyuarakan semangat dan harapan dalam memperingati Hari Buruh Internasional pada 1 Mei 2025.

Saadiah menekankan pentingnya keberpihakan nyata terhadap para pekerja di semua sektor, termasuk petani, nelayan, serta masyarakat yang hidup di sekitar kawasan hutan yang selama ini sering luput dari perhatian publik dan kebijakan negara.

“Hari Buruh bukan hanya milik buruh pabrik atau sektor industri formal. Kita harus memperluas perspektif bahwa petani, nelayan dan masyarakat sekitar hutan juga adalah pekerja produktif yang menopang ketahanan pangan, keberlanjutan ekologi dan ekonomi daerah,” ujar Saadiah Uluputty dalam keterangan pers yang diterima media ini.

Ia mengungkapkan, tantangan terbesar saat ini bukan hanya soal ketersediaan lapangan kerja, tetapi juga tentang peningkatan keterampilan (upskilling), peningkatan pendapatan, daya beli dan kesejahteraan yang berkelanjutan bagi para pekerja di sektor-sektor tersebut.

Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini menegaskan, negara harus hadir lebih kuat dalam menyediakan akses pelatihan, teknologi tepat guna dan perlindungan harga komoditas, terutama di sektor pertanian dan kelautan.

Sebagai anggota Komisi IV DPR RI yang membidangi urusan pertanian, kelautan, perikanan dan kehutanan, dia mendorong kementerian terkait untuk lebih fokus pada program-program yang membangun Sumber Daya Manusia (SDM) sektor primer.

Karena itu, dia menekankan pentingnya validasi dan pemutakhiran data pekerja sektor pertanian dan perikanan untuk memastikan mereka mendapat akses pembinaan dan perlindungan sosial yang setara dengan pekerja formal.

“Kita tidak bisa bicara kesejahteraan kalau buruh tani masih terjebak dalam sistem distribusi yang timpang, harga hasil panen yang tidak stabil, atau nelayan yang tak punya jaminan ketika musim paceklik datang. Negara harus hadir lebih tegas dan konsisten,” ucapnya.

Pada momentum Hari Buruh ini, Anggota Fraksi PKS ini mengajak semua pemangku kebijakan untuk menjadikan pekerja sektor informal, terutama di daerah kepulauan seperti Maluku sebagai bagian tak terpisahkan dari pembangunan nasional.

“Hormatilah kerja mereka, tingkatkan keterampilan mereka dan sejahterakan hidup mereka. Itulah makna sejati dari Hari Buruh,” pungkasnya. (*)

Editor : Redaksi