BERITABETA.COM, Masohi – Berubah warnanya air menjadi hitam kecokelatan di salah satu kali atau sungai di Kawasan dusun Siliha, Kecamatan Seram Utara Timur Kobi Kabupaten Maluku Tengah (Malteng), Provinsi Maluku, dimana sempat viral beberapa waktu lalu, bukan limbah kelapa sawit Perseroan Terbatas (PT) Nusaina Group.

Sebaliknya warna air di sungai tersebut diklaim oleh pihak Dinas Lingkungan (LH) Kabupaten Maluku Tengah, itu karena gejolak alam. Klaim ini disampaikan Sekretaris Dinas (Sekdis) Lingkungan Hidup Maluku Tengha, LH J. Noya, saat di konfirmasi beritabeta.com di kantornya, Senin (15/03/21).

Noya menjelaskan, berdasarkan sampel yang diambil sebanyak dua kali oleh Dinas Lingkungan Hidup Maluku Tengah lalu diuji pada Balai Laboratorium Kesehatan Provinsi Maluku, terdapat bahan kimia yang melebihi kadar maksimal. Namun bahan kimia tersebut tidak berasal dari limbah kelapa sawit seperti yang sudah beredar di tengah masyarakat. Kejadian itu berasal dari (gejolak) alam.

“Memang terdapat unsur Khlorim,  Kadmium dan Khlor pada sampel pertama.  Namun hasil uji laboratorium kedua,  ada peningkatan unsur khlor, yang melebihi kadar maksimal yang tidak diperbolehkan, peningkatan unsur khlor,  terjadi karena pengambilan sampel air kedua dilakukan saat air laut pasang  dan masuk ke sungai. Ketiga unsur kimia ini  bersumber dari alam,  bukan zat kimia yang dipakai untuk pengolahan  limbah kelapa sawit,” kata Noya.

Pihak PT) Nusaina Group, menurut Noya, tidak pernah menggunakan bahan kimia yang  sudah di uji oleh Balai Laboratorium Kesehatan Provinsi Maluku, terkait pengelolaan limbah kelapa sawit.

Sementara ikan yang mati di kali tersebut merupakan jenis ikan air laut yang masuk ke muara, dan tidak bisa kembali ke habitatnya karena kondisi cuaca.

“Ikan yang mati itu hanya jenis ikan kerong-kerong (sebutannya). Kematian ikan ini akibat tidak dapat kembali ke habitatnya, Karena cuaca disana itu gelombang tinggi. Sementara petugas di lapangan saat melakukan pengawasan, sempat membuang jarring dan hasilnya, ikan jenis lain tertangkap jaring," jelasnya.

Ia memastikan warna kemerahan pada air di muara sungai hingga pantai Dusun Siliha itu bukan karena pencemaran sebagaimana ramai diberitakan media sosial maupun media massa.  Dalilnya, kondisi yang ada merupakan situasi umum perairan di kawasan sungai dan pantai tersebut ditumbuhi tanaman bakau.

"Warna cokelat pada air memang merupakan kondisi umum yang dipengaruhi oleh kontur (keadaan) tanah umum di wilayah tersebut," ungkapnya. (BB-FA)