BERITABETA.COM, Bula — Terhitung sudah satu tahun sejak ditender, proyek pembangunan Jembatan Wai Pulu di Pulau Seram, Kecamatan Teluti Kabupaten Maluku Tengah (Malteng), Provisni Maluku belum juga dikerjakan.

Padahal diketahui, waktu pembuatan kontrak sudah dimulai pada 3 Maret 2020 lalu yang dimenangkan PT. Panamas Multi Konstruksi dengan nilai penawaran 73.230.117.611.54, (Tujuh puluh tiga milyar dua ratus tiga puluh juta seratus tujuh belas ribu enam ratus sebelas koma lima puluh empat rupiah).

Dari hasil pengawasan DPRD Provinsi Maluku ke wilayah itu pada pekan kemarin, bahan material berupa besi sudah di lokasi, namun sayangnya jembatan ini tidak bisa dibangun bahkan dihentikan pembangunannya oleh pemilik pekerja.

Dikatakan, pada Juni 2020 lalu, seharunya proyek yang ditangani Satuan Kerja (Satker) Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah 8 Provinsi Maluku itu sudah melakukan aktivitas pekerjaan.

"Pekerjaan pembangunan jembatan Wai Pulu seharusnya sudah dilakukan pada Juni 2020 lalu, pemenang tender sudah ditetapkan bahkan uang muka untuk pembangunan jembatan ini pun sudah diberikan sebanyak 14 persen dari total anggaran yang digunakan untuk membangun ini" kata Anggota Komisi III DPRD Maluku, Anos Yerimias dalam video yang diunggah di akun facebooknya, Rabu (10/3/2021).

Politisi Partai Golkar ini menduga ada semacam konspirasi antara Balai Pelaksana Pemilihan Jasa Konstruksi (BP2JK), atau BP2JK dalam memenangkan penyedia jasa di luar oleh pemilik pekerja yaitu Direktorat Jenderal Bina Marga Atau Balai Jalan Maluku sehingga pekerjaan ini kemudian dihentikan.

Diakuinya, masyarakat yang berdiam di Teluti sampai Werinama terpaksa harus menjadi korban atas tidak dilakukannya pekerjaan jembatan Wai Pulu yang menjadi akses tiga Kecamatan di wilayah itu.

Material jembatan yang sudah disiapkan

Untuk itu, pihaknya mendesak Balai Jalan Maluku segera melanjutkan pekerjaan tersebut. Dengan harapan masyarakat di wilayah itu tidak lagi menerobos kendaraan dalam arus sungai yang kencang ketika musim hujan.

"Kami atasnama masyarakat, sebagai Anggota DPRD Maluku kami meminta agar Pemerintah dalam hal ini Kementerian PUPR agar segera melanjutkan pekerjaan ini demi dan untuk rakyat kami yang ada di Seram Selatan" tegasnya.

Akibat dari belum dilakukan pekerjaan, masyarakat pada Wilayah Seram Selatan Kabupaten Malteng dan Kecamatan Werinama merasa kesulitan pada akses transportasi. Apalagi pada saat hujan dan banjir, tentu akses transportasi terhenti.

Imha Lessy, salah satu warga Werinama yang dikonfirmasi Minggu (14/3/2021) mengaku masyarakat di wilayah itu terkendala pada beberapa sungai besar yang tidak ada jembatan.

Dia menyebut, sungai-sungai itu diantaranya Wai Pulu dan Wai Bobot yang hingga kini belum ada jembatan. Pihaknya menjelaskan, saat pulang kampung pada musim hujan masyarakat bertarung nyawa ditengah derasnya sungai.

"Sedih kalau pulang kampung musim hujan, katong pung nyawa terancam" ungkap Lessy (BB-AZ)