Sementara itu, Rektor UNIMKU, Dr. Mohdar Yanlua, MH., menyampaikan apresiasi pada MAFINDO Maluku atas kegiatan tersebut. Ia menyebut, perkembangan era digital saat ini perlu ada penguatan literasi digital bagi mahasiswa maupun dosen dalam lingkup kampus dalam menangkal hoaks.

“Ini langkah awal yang baik untuk mahasiswa di bidang literasi. Semoga kedepannya bisa terus melakukan kegiatan yang sama baik untuk mahasiswa maupun dosen”, kata Yanlua.

Dalam kegiatan itu MAFINDO menghadirkan sejumlah narasumber Roesda Leikawa, Mark Ufie, dan sesi praktik priksa fakta dilanjutkan oleh Soleman Pelu, Abubakar Difinubun dan juga Herry Wellsy Bakarbessy.

Untuk diketahui, MAFINDO merupakan organisasi periksa fakta pertama di Indonesia yang berbasis komunitas dan didukung oleh tim profesional.

MAFINDO berdiri sejak 2016 dan merupakan adalah salah satu (dari enam) organisasi periksa fakta yang menjadi IFCN Signatory (International Fact-Checking Network).

Sebagai lembaga nirlaba kemasyarakatan dan independen, MAFINDO telah tersebar di 17 kota, dan memiliki kurang lebih 550 relawan di seluruh Indonesia. Bidang kerja MAFINDO meliputi: periksa fakta, edukasi, bangun opini, dan kolaborasi.

Di Maluku, Mafindo dideklarasikan pada tahun 2018 dan sampai saat ini memiliki kurang lebih 50 relawan yang tersebar di kota Ambon, kota Tual, kabupaten Maluku Tengah, kabupaten Seram Bagian Barat, kabupaten Seram Bagian Timur, dan Kepulauan Aru (BB)

Pewarta : Edha Sanaky