Dengan jumlah dokter hewan yang hanya 10 orang, lanjutnya, berarti dari 11 daerah di Maluku ada daerah yang tidak memiliki dokter hewan. Akibatnya, saat hewan terkena wabah penyakit, terutama seperti ternak ayam, para peternak sulit melakukan konsultasi ke dokter hewan.

"Tidak adanya dokter hewan. Ini kendala yang dialami daerah. Tentunya menjadi catatan untuk perlu dilakukan strategi ke depan," sebut Uluputty.

Saadiah juga memberikan masukan Kepada Dinas Pertanian Provinsi Maluku untuk terus berkoordinasi program dengan Komisi IV di Senayan, karena banyak hal yang perlu dibicarakan tentang pertanian dan peternakan di Maluku ke depan.

"Daerah lain mereka terus datang ke Komisi IV. Sementara Maluku belum pernah," sahut Saadiah.

Bimtek masih terus berlanjut hingga sesi tanya jawab. Para penanya umumnya menyentil soal bahan pakan makanan ternak ayam di Maluku masih sangat mahal dan terkadang langkah.

"Kami sejauh ini masih konsumsi telur ayam dari luar daerah, karena ayam ternak peliharaan kami tidak bisa berlangsung lama, makanan mahal, sudah begitu terkadang langkah," sebut Ibrahim Salase, salah satu peserta yang juga pengusaha ternak kepada pemateri Gafar Assel dari Dinas Pertanian Provinsi Maluku.

Salase berharap lewat Bimtek ini perlu dicari solusi agar makanan ayam di Maluku bisa menjadi perhatian, terutama harganya harus sama dengan daerah lain, murah dan tidak langkah

"Kalau di daerah lain  pakan ternak murah dan mudah didapatkan. Bahkan, bila perlu harus diberikan subsidi ke masyarakat," tandasnya.

Peserta lainnya, Ibrahim, pengusaha peternakan ayam di Desa Rumah Tiga Kota Ambon, juga meminta metode pemeliharaan dan pendampingan pengusaha peternak agar cepat bertelur. Karena proses pertumbuhan ayam kampung di Maluku beda dengan di daerah Jawa.

"Di daerah Jawa mereka menggunakan asupan makanan ayam yang tepat, sehingga cepat berkembang biak. Kita di Maluku tidak berkembang biak, ayam sampai bertahun tahun. Padahal daerah lain tidak memakan waktu lama seperti itu. Saya kira ini yang harus menjadi perhatian," ungkapnya (*)

Editor : Redaksi