Tokoh Adat Bantah Ada Setoran untuk Garap Emas di Gunung Botak
Yohanes meminta pers dan mahasiswa agar berkoordinasi baik-baik. Bahkan ia melontarkan kalimat yang menyerang wartawan.
"Teman wartawan setiap hari nongkrong di Tong, kenapa tuduh Pak Kapolres minta uang. Saya tidak punya bukti kalau Pak Kapolres minta uang. Tapi kalau mereka di tong saya punya bukti,"sebut Yohanes.
Ia mengakui, tambang emas Gunung Botak belum memiliki izin, tapi atas nama masyarakat, ia memohon agar Sekda Buru menyampaikan ke Gubernur Maluku Murad Ismai agar masyarakat bisa tetap kerja di sana.
"Kasihan dengan masyarakat, saya bicara ini air mata mau gugur. Mereka tiap hari mengeluh. Bapak Soa ini bagaimana kita punya anak mau sekolah dan kuliah, tidak bisa dibiayai,"ungkit Yohanes.
"Jadi teman-teman kalau mau kasih naik berita datang dulu. Kita kerjasama, bukan kita warga negara lain, kita warga negara Indonesia kok,"pinta Yohanes.
Dalam silaturahmi itu, Sekda Buru didampingi Asisten I, Kepala Inspektorat dan Kadis Lingkungan Hidup Kabupaten Buru. Meraka berharap Kapolres Buru dan Dandim juga ikut hadir bersama-sama, namun keduanya berhalangan.
Sementara Ucok Soamole dalam kesempatan itu meminta agar oknum-oknum yang menjelekkan institusi agar diproses hukum. Ia juga menyentil proses perizinan tambang rakyat dari tahun 2016 lalu hingga kini belum membuahkan solusi.
Sedianya, para tokoh adat ini berkeininan dalam silaturahmi itu, Kapolres Buru dan Dandim ikut hadir, agar mereka akan menyerahkan surat yang dikirimkan kepada Gubernur Maluku dan Presiden RI.
Sekda Buru dalam arahannya mengatakan, klarifikasi yang disampaikan itu, prinsipnya Pemerintah Daerah sangat mendukung.
"Klarifikasi pada sore hari ini akan saya laporkan kepada Pak Bupati dan Forkopimda untuk selanjutnya disikapi baik tindak-lanjut ke provinsi maupun ke pusat,"tandasnya (*)
Pewarta : Abd. Rasyid T