Mereka juga mengkritisi kondisi jalan yang berkubang di tengah pasar yang selalu becek dan berbau busuk.”Petugas hanya tahu tiap hari datang pungut karcis, tapi pemerintah mengabaikan sampah dan jalan berbau busuk,”protes seorang ibu.

Sementara itu, Bambang di hadapan masyarakat lebih jauh menjelaskan, kalau ini resesnya yang pertama dann pengalamannya yang pertama sebagai anggota dewan .

“Reses ini belum final untuk memutuskan suatu program . Ibarat ombak picah di pantai, belum tentu bisa hanyutkan perahu Kole Kole.Apalagi perahu besar, kapal dan seterusnya.Sehingga mari Katong terus berjuang, Beta minta dukungan dari bapak/ibu sekalian,”ucap Bambang.

Politisi PPP yang kalem dan tegas ini juga tersentuh dengan beberapa hal yang disampaikan oleh beberapa ibu rumahtangga yang setiap hari beraktifitas di pasar Namlea.Ia berkomitmen untuk memperjuangkan keinginan dan tuntutan para ibu ini.

Walau punya posisi sebagai ketua fraksi dan juga sekertaris Komisi III, Bambang di hadapan warga tetap merendah diri, dan tetap meminta dukungan masyarakat untuk terus bersama bergandengan tangan memperjuangkan keinginan mereka.

“Beta tentunya tidak punya kekuatan , kemampuan apa-apa di sana (DPRD).Beta punya nilai sangat kecil, sehingga dituntut kemampuan person pribadi Beta untuk memperjuangkan apa yang bapak/ibu sampaikan,”katanya merendah.

Dengan menggalang komunikasi, silaturahmi bersama teman teman di DPRD, Bambang optimis  bisa meng”gool”kan apa yang menjadi harapan masyarakat.

“Kalau Beta sendirian tidak mungkin bisa terjadi, Beta yakin sekali, karena DPRD ini bagian dari unsur pemerintahan di daerah sesuai UU nomor 23 pasal 1 ayat (4).Tetapi Katong bukan eksekutor. Eksekutornya ada di eksekutif, ada di pemerintah kabupaten, sehingga Beta minta Katong sama2 berjuang, insyaallah Tuhan mendengar Katong punya perjuangan, mengawal Katong punya keinginan, sehingga apa yang menjadi harapan bapak/ibu bisa terkabulkan. Bila tidak semua, tapi mungkin satu dua keinginan bisa Beta perjuangkan,”pungkas Bambang.(BB-DUL)