BERITABETA.COM, Masohi - Sebanyak 11 orang eks simpatisan gerakan separatisme Front Kedaulatan Maluku – Republik Maluku Selatan (FKM – RMS) ini berasal dari wilayah Kecamatan Saparua Timur, Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku, menyatakan kesetiaanya terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Sebelas eks simpatisan FKM/RMS itu berasal dari Negeri/Desa Ouw, Ulath, Tuhaha, Noloth dan Itawaka. Pernyataan kesetiaan terhadap NKRI mereka sampaikan saat mengikuti Seminar Kebangsaan dengan tema “Mari Ciptakan Hidup Basudara Pela Gandong Dalam Bingkai NKRI” yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kecamatan Saparua Timur, di kantor Kecamatan Saparua Timur, Rabu (14/04/2021).

Dalam arahannya saat membuka seminar Kebangsaan tersebut, Camat Saparua Timur Halid Pattisahusiwa, mengajak seluruh eks simpatisan FKM – RMS untuk bersatu membangun Pulau Lease dan bergandeng tangan membangun Maluku ke arah yang lebih baik demi kemajuan NKRI, serta menghindari kegiatan ataupun gerakan yang memecah belah bangsa dan merugikan diri sendiri.

Ketua Daerah Angkatan Muda GPM Pulau Lease Leni Latul dalam kesempatan yang sama mengatakan, semua orang berhak menyuarakan keadilan tetapi bukan melalui tindakan separatisme. “Banyak kerugian yang timbul akibat gerakan separatisme RMS,” tegasnya.

Selain itu, Sekertaris Klasis GPM Pulau-Pulau Lease, Pendeta Hendry Rutumalessy, ikut memberikan penguatan agar para eks simpatisan FKM – RMS untuk tidak lagi mengulangi perbuatan yang sama, dan berjanji serta menolak segala bentuk kegiatan dan gerakan separatis yang dapat memecah belah persatuan bangsa.

Dalam seminar tersebut, rata-rata para eks simpatisan tersebut mengakui mereka selama ini tergiring isu dan terlalu percaya terhadap janji-janji gerakan separatis tersebut.

Seperti pengakuan JM (57 tahun), yang mengaku pernah mengibarkan bendera RMS akibat terlalu percaya dengan gerakan separatisme tersebut.

Seminar kebangsaan kemudian dilanjutkan dengan pernyataan sikap dan penandatanganan deklarasi dari eks simpatisan FKM/RMS tersebut untuk kembali dan setia kepada NKRI, dimana rata-rata mereka menganggap RMS adalah masa lalu. 

Kegiatan seminar diakhiri dengan pembagian masker dan brosur yang isinya himbauan akan bahaya faham separatiame RMS, dibagikan kepada masyarakat dan pengendara yang melintasi kawasan tersebut. (BB – ES)