BERITABETA.COM, Ambon – Sudah dua bulan, sejak November 2018 hingga pertengahan Januari 2019, puluhan kepala keluarga (KK) di RT.01 dan 03, Kampung Oihu, Desa Batumerah, Kecamatan Sirimau, Kota Ambon tidak menikmati pelayanan air bersih yang dipasok Perusahaan Daerah Air Minum, Dream Sukses Airindo (DSA).

Akibat krisis air bersih yang menimpa ini, puluhan KK di dua RT tersebut mengancam akan menggelar aksi demo untuk memprotes pelayanan yang selama ini dilakukan oleh DSA.

“Kami disini meresa dirugikan dengan pelayanan yang dilakukan DSA itu, karena akibat dari tidak ada aliran air bersih ke puluhan rumah ini, telah menimbulkan kerugian yang cukup besar. Kami terpaksa harus merugi dengan membli lagi air melalui mobil-mobil tangki,” kata Heder Sanaky salah seorang warga Kampung Oihu kepada beritabeta.com di Ambon, Selasa (22/1/2019) malam.

Menurutnya, amarah puluhan KK di kawasan tersebut makin memuncak, akibat ulah perusahaan yang dinilai tidak professional tersebut. Pasalnya, meski tidak menikmati air bersih yang dipasok DSA, namun beban pembayaran rekening air terus dilakukan warga. Sementara sejumlah warga sudah mengajukan protes atas kejadian tersebut, namun hasilnya tetap nihil.

“Harusnya kebutuhan air yang vital ini secepatnya disikapi oleh pihak perusahaan, karena kelalaian DSA dalam menyikapi keluhan pelanggan ini akan berdampak fatal dan mempengaruhi ekonomi rumah tangga,” tandasnya.

Ia mengatakan, akumulasi kekecewaan warga Kampung Oihu ini makin menjadi, akibat aliran air yang dipasok DSA hanya dinikmati beberapa KK yang ada di bagian bawah kawasan tersebut, sedangkan puluhan KK ini, setiap jadwal air mengalir mereka sering tidak menikmatinya.

“Kami  minta Pemerintah Kota Ambon, menyikapi persoalan ini dengan meminta pihak DSA sebagai perusahaan pengelola air bersih di kota Ambon untuk cepat menyelesaikan persoalan ini,   jika tidak,  dalam waktu dekat kami akan menggelar aksi demo sebagai bentuk protes kami,” ancamnya.

Heder menuturkan, akibat krisis air yang menimpah puluhan KK ini, telah mengakibatkan kerugian yang dialami pelanggan sudah mencapai puluhan  juta rupiah, akibat harus membeli air bersih.

“Kalau seminggu 1 KK harus membeli air 1 tangki, sebulan berarti ada 4 tangki yang dibeli. Hitung saja berapa uang yang harus dikeluarkan, sementara mereka tetap membayar kewajiban mereka sebagai pelanggan air bersih ke perusahaan DSA,” bebernya.

Akibat tak sabar lagi dengan kondisi yang terjadi, tambah Heder, sejumlah warga mulai bersikap anarkis dengan mengecek pipa-pipa yang memasok air bersih dari DSA. “Warga mulai merusak pipa-pipa air itu, karena merasa tidak dihiraukan tuntutan mereka selama dua bulan ini,” jelasnya (BB-DIO)