BERITABETA, Piru – Sebanyak delapan desa di Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB), Provinsi Maluku,  kini  menjalin kerjasama dengan PT Agro Bumi Maluku untuk mengekspor arang tempurung kelapa (coconut shell briquette charcoal)  dalam jumlah besar.

Kesepakatan ini dilakukan setelah  kedua pihak menandatangani memorandum of understanding (MoU) untuk melangsungkan kerjasama tersebut.

Kerjasama ini dijejaki setelah delapan desa yang termasuk dalam desa binaan Program SOLID itu difasilitasi pihak Manajemen SOLID Kabupaten SBB beberapa waktu lalu.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Seram Bagian Barat, Abdullah Fakaubun kepada Beritabeta di Piru, Sabtu (15/09/18) mangatakan, pihaknya sudah memfasilitasi kerjasama eksport tersebut dan kini desa-desa penghasil arang tempurung sudah melakukan kegiatan produksinya.

Dijelaskannya, PT. Agro Bumi Maluku adalah sebuah perusahaan swasta yang bergerak dalam perdanganan hasil perkebunan. Dalam kerjasama itu, pihaknya selaku SKPD yang membawahi program SOLID di Kabupaten SBB, terus berupaya untuk  mengeksplore semua potensi yang dimiliki desa-desa binaan dan untuk komoditi kelapa, akhirnya dapat terwujud kerjasam ini.

“Kerjasama sudah dilakukan sejal awal tahun 2018,  namun penandatanganan MoU antara pihak perusahaan dengan petani binaan di delapan desa baru  dilakukan pada tanggal 24 Mei 2018, saat kegiatan Workshop Temu Bisnis dan Pemasaran program SOLID digelar, di Desa Kairatu,”ungkap Fakaubun.

Menurutnya, jalinan kerjasama antar delapan desa dengan pihak swasta ini dilakukan dengan melibatkan federasi (wadah bersama petani) di delapan desan binaan. Karena konsep ini juga telah memenuhi target yang ditetapkan dalam konsep Program SOLID.  Federasi didesain sebagai mata  rantai nilai (value chain)  dengan berperan sebagai agen penampung hasil produksi kelompok mandiri dan selanjutnya untuk disalurkan kepada pasar skala besar (investor).

“Sebuah keberuntungan karena di desa-desa binaan ini juga merupakan desa dengan potensi komoditi kelapa yang cukup besar. Dan salah satu hasil yang belum dikelola adalah tempurung kelapa ini,”ungkapnya.

Kedelapan desa binaan yang terpilih menjadi pemasok bahan baku arang tepurung itu, merupakan desa-desa yang ditetapkan sebagai sentra pengembangan kooditi kelapa terpadu. Kedelapan desa itu antara lain, Desa   Kasie,  Lisabata,  Nuniali,  Ariate,  Lokki,  Kaibobu dan Nuruwe.

“Sebagai langkah awal di tahun pertama ini, oleh pihak perusahaan menargetkan untuk membeli sebanyak 100 – 200 ton arang tepurung yang dihasilkan kelompok mandiri di delapan desa tersebut. Target ini adalah target awal, namun di tahun-tahun mendatang target yang harus dipenuhi setiap tahunnya mencapai 2000 ton,”katanya.

Sebagai langkah awal dari jalinan kerjasama yang telah disepakati kedua pihak itu adalah,perusahaan Agro Bumi Maluku, akan melaksanakan kegiatan pelatihan kepada sejumlah KM di desa-desa sasaran tersebut. Kegiatan pelatihan dimaksudkan untuk melatih para petani binaan agar mampu menguasai proses pembuatan arang tepurung yang akan diproduksi, sekaligus petani dapat mengetahui peluang usaha produksi arang tepurung kelapa dengan menguasai analisis usaha dari kegiatan tersebut.

Kerjasama produksi arang tepurung kelapa yang digagas oleh PT. Agro Bumi Maluku dengan delapan federasi binaan Program SOLID di Kabuapten SBB, merupakan yang pertama terjadi di Provinsi Maluku.

Konsep kerjasama ini tentunya lebih berefek positif bagi pengebangan ekonomi rakyat di pedesaan. Petani binaan SOLID yang memproduksi arang tempurung kelapa, kemudian pihak swasta yang melakukan proses lanjutan menjadi produk inovatif.

“Skarang proses produksi arang sudah dilakukan dan kedepan ditargetkan akan mampu mendorong pertubuhan ekonomi di tingkat desa,”tandasnya.(BB/DP)