BERITABETA.COM, Namrole – Indonesia baru saja merayakan HUT ke 80 Kemerdekan, namun diusia yang sudah cukup tua ini, masih saja terdapat warga yang kesulitan mengakses fasilitas kesehatan untuk berobat.

Fakta ini kerap ditemui dibeberapa wilayah di Provinsi Maluku. Warga terpaksa harus menandu pasien untuk mendapatkan pelayanan kesehatan di Puskesmas terdekat.

Seperti halnya yang terjadi di Desa Slealale, Kecamatan Leksula, Kabupaten Buru Selatan.

Seorang warga di desa itu terpaksa ditandu ke Puskesmas Pembantu (Pustu) terdekat. Warga bergotong royong memikul Ariani Romer yang sakit  menuju Puskesmas Ewiri, pada Selasa (2/8/2025).

Ariani ditandu menggunakan kayu yang diikat dengan kain sarung. Perjalanan ke Puskesmas pun tidak mudah, karena harus menempuh perjalanan belasan kilo meter.

Warga saling bergantian menandu dan melewati pesisir pantai, hutan berbukit. Kondisi ini pula yang membuat  evakuasi warga tak bisa menggunakan kendaraan, baik roda empat maupun roda dua.

Kejadian ini dibenarkan Dedy Lesbata. Ia mengaku warga terpaksa melakukan itu, karena tidak punya pilihan lain.

“Di desa kami memang ada Pustu, tapi tenaga kesehatan dan fasilitasnya sangat terbatas. Warga Slealale ahirnya menandu pasien,” bebernya.

Menurutnya, hanya ada dua tenaga kesehatan yang melayani di Pustu Slealale. Satu di antaranya masih berstatus honorer dan merupakan putra daerah, sementara satunya lagi adalah tenaga PPPK yang kini ditempatkan di Puskesmas Ewiri.

Kondisi ini membuat pelayanan kesehatan di Pustu hanya berlangsung sekali dalam sebulan, ketika tenaga kesehatan dari Ewiri datang ke Slealale.

Lesbata berharap ada perhatian serius dari Pemerintah Kabupaten Buru Selatan, khususnya Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan KB (*)

Editor : Redaksi