Abidin Wakano: Masyarakat Maluku jangan Terprovokasi
Abidin mengugkapkan, Maluku punya pengalaman dalam pengelolaan konflik horizontal, dan punya ketahanan yang bagus pasca konflik 22 tahun lalu.
"Kita sudah berhasil melakukan rekonsiliasi, recovery dan damai, mestinya ini dijadikan sebagai modal sosial kita untuk masing-masing melakukan peran seperti tidak boleh terprovokas dengan isu yang membelah keakraban antar sesama orang basudara,"tegasnya.
Ia menyerukan seluruh elemen masyarakat untuk menjadi kekuatan pendamai, guna melawan berbagai bentuk provokasi sesat yang ditebar oknum tertentu demi membenturkan sekaligus memecah-belah masyarakat Maluku.
Sebalilknya, masyarakat Maluku dapat melawan provokasi yang bertujuan mengacaukan situasi keamanan itu dengan menjadi penebar "provokasi kebaikan".
"Terhadap korban baik yang meninggal dunia dan luka-luka, kita semua memberi empati, dan berharap aparat keamanan harus menindak secara tegas para pelaku tindak kekerasan,"timpalnya.
Apalagi, sampai ke tingkat pembunuhan dan pembakaran rumah-rumah warga, mulai dari kasus di Kebun Cengkeh kawasan Batu Merah Atas Kecamatan Sirimau Kota Ambon, demikian juga di Kei Besar, Maluku Tenggara. "Aparat keamanan harus hadir, dan harus tanggap,"imbuhnya.
Dosen IAIN Ambon ini pun mengajak seluruh masyarakat Maluku untuk bersatu serta menjaga dan memelihara situasi kamtibmas di Maluku agar tetap kondusif.
"Mari semua kekuatan masyarakat bersatu termasuk para tokoh dari dua komunitas, seperti tokoh adat, tokoh agama, patut duduk bersama guna mencari solusi. Suara-suara kedamaian kita tidak boleh dikalahkan oleh berbagai bentuk provokasi,"tambah Abidin.
"Kita [Orang Maluku] punya pengalaman traumatik. Konflik pada 1999 lalu, itu terlalu sakit, dan kita semua rugi. Saya kira itu cukup menjadi bahan pembelajaran, supaya jangan terulang lagi. Sekali lagi, masyarakat Maluku jangan mudah terprovokasi,"pungkasnya. (*)
Editor : Samad Vanath Sallatalohy