Akselerasi Pembangunan Daerah Tertinggal di Maluku
Infrastruktur jalan yang terbatas, kurangnya jembatan penghubung antar pulau, serta minimnya fasilitas pelabuhan dan bandara menjadi kendala utama dalam distribusi barang dan jasa.
Keterbatasan Sumber Daya Manusia
Di daerah tertinggal, kualitas SDM menjadi masalah yang signifikan. Pendidikan yang belum merata, minimnya akses terhadap pelatihan vokasional, serta kurangnya tenaga pengajar yang berkualitas memperburuk situasi.
Tingkat melek huruf di beberapa kabupaten masih di bawah rata-rata nasional, yang menghambat kemampuan masyarakat untuk berpartisipasi dalam kegiatan ekonomi yang produktif.
Akses terhadap Layanan Kesehatan
Layanan kesehatan di Maluku, khususnya di daerah tertinggal, masih sangat terbatas. Jumlah fasilitas kesehatan dan tenaga medis yang tersedia jauh di bawah standar nasional, sehingga masyarakat kesulitan untuk mendapatkan perawatan medis yang layak. Hal ini turut berkontribusi pada rendahnya angka harapan hidup di beberapa wilayah.
Ketimpangan Ekonomi dan Ketergantungan pada Sektor Primer
Masyarakat di daerah tertinggal di Maluku umumnya bergantung pada sektor primer, seperti pertanian, perikanan, dan perkebunan. Namun, keterbatasan akses terhadap pasar, modal, dan teknologi menyebabkan produktivitas sektor ini tetap rendah. Selain itu, rendahnya diversifikasi ekonomi memperburuk kondisi kemiskinan di daerah tersebut.
Strategi Akselerasi Pembangunan
Salah satu strategi utama dalam akselerasi pembangunan adalah penguatan infrastruktur, terutama yang berkaitan dengan transportasi dan komunikasi. Pemerintah pusat dan daerah harus berkolaborasi untuk membangun jalan, jembatan, pelabuhan, dan bandara yang dapat menghubungkan daerah-daerah tertinggal dengan pusat ekonomi lainnya.