Anak dan Perempuan Rentan Alami Kekerasan Seksual

BERITABETA.COM, Ambon – Perempuan dan anak disebut sangat rentan terhadap kekerasan seksual. Kekerasan seksual ini banyak dialami pada lingkungan terdekat, maupun keluarga.
Ketua Yayasan Gazira Maluku, Dr. Elizabeth (Lies) Marantika mengatakan hal itu pada diskusi yang digelar di Ambon, Sabtu (30/11/2019), menyusul Kampanye 16 Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak yang telah dibuka oleh Ketua TP-PKK Provinsi Maluku, Ny. Widya Murad Ismail.
Menurut Lies, tahun ini pihaknya bersama dengan sejumlah organisasi perempuan di Maluku yang peduli dengan kekerasan terhadap perempuan dan anak, memiliki perhatian serius terhadap sejumlah kasus yang melibatkan perempuan dan anak.
“Banyak kekerasan seksual yang terjadi dan menimpah perempuan dan anak di lingkungan terdekat, seperti dalam keluarga sendiri atau tetangga terdekat,”ungkapnya kepada wartawan, Sabtu (30/11/2019).
Dikatakan, berdasarkan pengalaman itu, beberapa ibu akhirnya melakukan pengawalan ketat terhadap anaknya disaat bermain, karena khawatir dengan keselamatan mereka.
Marantika menegaskan, dengan maraknya kejadian ini, sangat dibutuhkan dukungan media untuk mempublikasikan kepada masyarakat luas agar waspada, bahwa anak dan perempuan juga rentan terhadap kekerasan seksual di lingkungan terdekat.
Ia mencontohkan, salah satu kasus kekerasan yang terjadi di kota Masohi, dimana seorang anak berusia 6 tahun diperkosa oleh tetangganya yang berusia 14 tahun di tiga tempat yang berbeda.
“Lingkungan terdekat menjadi sangat rentan bagi anak. Oleh sebab itu, harus ada pencerahan kepada masyarakat, terutama orang tua menjadi mawas terhadap keamanan anak-anak,”tukasnya.
Diakuinya, Gazira merasa penting untuk menyiapkan ruang bersama dengan para jurnalis di Maluku, agar segala aktivitas menyangkut pembelaan terhadap kekerasan perempuan dan anak yang sementara dilakukan bisa terekspos dan menjadi edukasi kepada masyarakat di Maluku.
“Kami merasa penting untuk punya ruang khusus dengan teman-teman sebagai jurnalis, karena dengan bersama-sama wartawan semua kegiatan kami bisa terekrekspos keluar kepada masyarakat sebagai alat edukasi,”ungkapnya.
Ucapan terima kasih juga disampailan Marantika kepada ketua TP PKK Provinsi Maluku yang merespon dengan baik saat dilakukan audience. Isteri gubernur, lanjut Marantika, ikut mendorong agar dilakukan sesuatu untuk perempuan dan anak di Maluku.
Dengan adanya dukungan positif ini, diakuinya, ada penguatan, karena semakin banyak orang memberikan perhatian terhadap isu kekerasan perempuan dan anak. Diakuinya, sampai dengan tahun 2019 ini Gazira telah menangani 37 kasus.
“Kenapa kami membatasi, karena kasus yang terbesar adalah soal kasus kekerasan seksual”ucapnya.
Marantika menyebutkan, kasus kekerasan seksual penanganannya cukup panjang, sebab harus melalui pemeriksaan medis dan phsikis korban, sehingga menelan biaya lumayan besar. Belum lagi sampai ke pengadilan, dimana jika korban tinggal di luar kota, Gazira harus menyiapkan biaya transport serta makanan bagi anak maupun pendampingnya, atau orang yang mendampingi korban kekerasan seksual.
“Ada pula kasus dimana pendampingnya lebih dari satu orang, hal ini bisa terjadi dan Gasira membutuhkan banyak orang yang terlibat dan memiliki perhatian,”pungkasnya (BB-DIAN)