BERITABETA.COM, Ambon - Gaji ratusan guru kontrak yang ditempatkan pada sejumlah wilayah tertinggal, terpencil, terluar (3T) di Provinsi Maluku masih di bawah Upah Minimum Provinsi [UMP]  atau kurang dari separuh gaji Pegawai Negeri Sipil [PNS].

Jumlah gaji yang minim ini menjadi perhatian Ketua Fraksi Partai Demokrasi Indonesia [PDI] Perjuangan, DPRD Maluku  Benhur Watubun.

Ia berjanji pendapatan guru kontrak yang bertugas di SMA/SMK di wilayah 3T ini akan diperjuangkan hingga setara dengan gaji PNS.

Benhur mengaku,  gaji guru kontrak ini memang sudah dinaikkan. Sebelumnya dimasa  kepemimpinan Gubernur Maluku Karel Ralahalu gaji guru kontrak hanya sebesar Rp. 1.015.000 dan diterima per 3 bulan sekali. Saat ini di bawah kepemimpinan Gubernur Murad Ismail, gaji guru kontrak naik menjadi  Rp. 1.500.000 per bulan dan pada tahun 2022 ini menjadi Rp. 2.000.000.

"Sesuai realitasnya seorang guru perempuan yang tinggal di kampung yang jauh, pasti harus bisa dapat memenuhi kebutuhan, sandang, pangan. Coba kita bayangkan apa yang terjadi, kebutuhan sandang pangan, kebutuhan di dapur itu seperti apa? dari aspek pemenuhan itu saya kira belum layak," tandas Watubun di Ambon.

Menurutnya, melihat kondisi ini pihaknya [Fraksi PDI-Perjuangan] sementara memikirkan kedepan agar ratusan guru kontrak yang bertugas di daerah 3T ini akan diperjuangkan untuk naik, sedangkan yang tidak berada di wilayah 3T, tetap dengan angka nominal Rp. 2.000.000.

"Paling tidak kita perjuangkan untuk naik sampai Rp. 2.619.312 sesuai dengan UMP Maluku," beber dia.

Sekretaris DPD PDI-Perjuangan Maluku ini mengatakan, perjuangan ini akan  dilakukan untuk memenuhi kebutuhan para guru yang nantinya secara suka rela bertugas di daerah 3T seperti di Luang, Sermatang,  Babar, Daular, Selaru , Pordata,  atau di Aru Selatan, Batu goyang,  Selalem, Gomo-gomo, Longgar,  Apara dan sejumlah daerah lainnya. 

“Saya sudah bicara dengan Kepala Dinas Pendidikan untuk konsultasikan dengan Gubernur Maluku,  supaya  kedepan kita selektif,” ungkapnya (*)

Editor : Redaksi