BERITABETA.COM, Masohi -  Maluku, khusunya Pulau Seram sejak dulu sudah dikenal dengan keindahan  alamnya yang memukau. Keunggulan pulau yang dijuluki ‘Nusa Ina’ ini pantas saja kerap disebut “Hidden paradise”.  

Pulau yang memiliki luas 18.625 km2  dengan panjang 340 km dan lebar 60 km ini, banyak menyimpan potensi objek wisata yang menjanjikan, bila dikelola dengan baik. Mulai dari pengunungan, hutan hingga pantai dan lautnya.

Banyaknya spot wisata yang tersaji dengan apik membuat makin banyak objek wisata yang dibangun di sana dan menarik perhatian banyak orang. Salah satu yang baru adalah Awato Beach atau Pantai Awato.

Pantai ini dikelola dengan konsep berbeda, bukan saja menawarkan panorama alam berupa  pantai yang landai dengan rimbunan pepohonan yang rindang, tapi juga menawarkan aspek kesehatan sebagai salah satu keunggulannya.

Lokasi wisata pantai yang berada di kawasan Hutan Negeri Sepa Kecamatan Amahai Kabupaten Maluku Tengah ini, menawarkan konsep terapi kesehatan berupa ‘terapi kerikil’ kepada setiap pengunjungnya.

“Ini baru pertama di Maluku, setiap pengunjung yang datang kesini, wajib membuka alas kaki dan menikmati sensasi terapi kerikil, setelah masuk ke dalam-nya,” kata Ahmad salah satu pengunjung kepada beritabeta.com saat dijumpai di lokasi wisata tersebut, Minggu 17 Oktober 2021.

Ahmad yang berkunjung ke Awato Beach bersama keluarganya itu mengaku sangat menikmati berada di pantai wisata itu.

“Asyik ada sensasi saat kaki menginjak hamparan kerikil yang bersih di lokasi ini,” katanya singkat.

Untuk sampai di Awato Beach, pengunjung hanya memerlukan waktu sekitar 25 sampai 30 menit dengan menggendarai sepeda motor atau mobil dari Kota Masohi.

Tarif masuk di lokasi pantai ini  hanya  sebesar  Rp. 5.000/per orang.  Pantai Awato dikenal dengan hamparan kerikil yang bersih dan tersaji secara alami.

Deretan gazebo yang beratap rumbia, hammock yang menjadi fasilitas pelengkap untuk memenuhi kebutuhan pengunjung berlibur di lokasi ini

 

Kerena keunggulan ini, oleh pemilik tempat wisata itu, kemudian mewajibkan setiap pengunjung untuk melepas alas kaki, sebagai syarat saat masuk ke kawasan wisata tersebut.

Alas kaki (sendal-sepatu) pengunjung dapat disimpan di tempat khusus yang sudah disediakan pemilik lokasi wisata.

“Manfaatnya adalah pengunjung dapat menikmati sesasi ketika kakinya menginjak kerikil yang bulat sebagai terapi kesehatan,” ungkap Sultana salah satu warga yang dijumpai.

Pemilik lokasi wisata itu pun menjaga objek wisata itu dengan baik. Misalnya ketika pengunjung sudah pulang, hamparan kerikil di pantai itu  akan disiram menggunakan air laut, tujuannya untuk tetap menjaga kebersihannya.

Selain hamparan batu kerikil yang luas, di kawasan wisata ini juga dipenuhi dengan pohon kelapa yang berjejer rapi. Pengunjung akan merasakan nikmatnya angin sepoi dari lambaian nyiur kelapa.

Ada gazebo yang beratap rumbia, hammock yang diikat di antara pohon kelapa, bantal angin dan  sofa angin merupakan fasilitas-fasilitas yang terdapat di dalam kawasan wisata tersebut.

Fasilitas-fasilitas tersebut disediakan untuk memanjakan pengunjung.

Berada di tepi laut, Awato Beach juga menyediakan bantal berenang, kasur berenang dan perahu karet bagi pengunjung yang ingin berenang dan menikmati air laut.

Sepuluh buah tempat sampah juga disediakan untuk menjaga kebersihan kawasan wisata ini. Tempat sampah juga dipisahkan menjadi dua bagian, yaitu untuk sampah organik seperti kulit buah, dedaunan, sisa makanan dan untuk sampah anorganik seperti plastic, botol bekas, kaleng.

Di dalam kawasan wisata ini juga, berjejeran tempat makan dan minum yang menawarkan beraneka ragam kuliner.

Menunya cukup beragam ada soto ayam, ikan bakar, rujak, aneka gorengan, dan minuman dijual dengan harga yang terjangkau.

Salah seorang penjual minuman, Sauda mengatakan, jika hari Minggu ia bisa meraup keuntungan hingga dua kali lipat dibandingkan hari biasa.

“Hari Minggu dengan modal Rp. 200.000,00, beta (saya) bisa dapat omzet sebesar Rp. 500.000,00,” ungkap Sauda (*)

Pewarta : Edha Sanaky

Editor : Redaksi