BERITABETA.COM, Ambon – Bakal calon Gubernur Maluku, Febry Calvin Tetelepta (FCT) meyampaikan enam aksentuisi yang akan dilakukan jika kelak terpilih menjadi Gubernur Maluku periode 2024 – 2029.

Salah satu yang dilakukan adalah reformasi birokrasi yang handal, professional dan akuntabel dalam membawa Maluku kedepan lebih maju.

Birokrasi dengan pola  married sistem harus dilakukan agar Maluku dapat keluar dari keterpurukan yang selama ini terjadi,  termasuk tingkat kemiskinan dan pengangguran  yang masih saja terjadi di daerah ini.

“Kita tahu bahwa birokrasi kita saat ini dikelola asal-asalan, suka-suka, padahal kita harus membangun sebuah birokrasi modern, birokrasi efektif menggunakan married system, tidak ada urusan agama disini, ngak ada suku etnis disini yang ada siapa yang punya kualitas dan kemampuan menuju sebuah birokrasi efektif dan efesien,” ungkap FCT saat menyampaikan visi misi membangun Maluku kedepan saat mengembalikan formulir pendaftaran sebagai balon Gubernur di kantor DPW Partai Nasional Demokrasi (NasDem) Provinsi Maluku, Selasa sore (7/5/2024).

Selain masalah birokrasi, Deputi I Kantor Staf Presiden (KSP) ini menyampaikan dalam analisa yang dilakukan selama ini,  kemiskinan yang terjadi di Maluku adalah kemiskinan struktural, bukan kemiskinan absolut.

Hal ini, kata dia, lantaran terjebak dengan keterbatasan konektivitas dan transportasi.

“Kita terjebak dengan kepulauan yang membuat kita harus membangun infrastruktur secara merata dan masif. Olehnya itu bahwa ketika kita menitikberatkan pada pembangunan sumberdaya manusia maka kita membangun infrastruktur secara masif dengan potensi kewilayahan,” jelasnya.

Tetelepta mengatakan, pembangunan yang terjadi selama ini harus dirubah. Pembangunan harus keluar dari Ambon sentris ke Maluku sentris.

“Pembangunan di Maluku tidak lagi harus berpusat di Ambon tapi harus merata di seluruh Maluku dengan pendekatan gugus pulau,” katanya.

Balon Giubenur Maluku yang mengusung tagline perubahan ini juga mengaku kedepan akan membangun ekonomi lokal yang baik. Sebab, Maluku memiliki potensi sumberdaya alam yang sangat baik, tapi sayangnya tidak dikelola dengan baik.

“Ini karena manajemen pembangunan kita salah, kita keliru dalam membangun, kita terjebak dalam pembangunan yang sangat mekanistik, terjebak dalam pembangunan yang sangat serimonial tapi kita tidak masuk dalam substansi pembangunan yang lebih mendasar. Oleh karena itu sudah waktunya kita berubah. Kita lakukan restorasi terhadap kebijakan pembangunan kita,” ucapnya.

Selain itu, Tetelepta mengaku pembangunan kewilayahan harus berbasis gugus pulau dengan ekosistem yang baik.

“Kita tau kita punya alam yang baik, kita punya pariwisata yang baik, kita punya laut yang baik, tapi kita salah kelola selama ini,” ujarnya.

Menurutnya, selama ini pemerintah daerah terlalu berharap pada APBN, padahal banyak sekali potensi untuk membangun investasi yang baik.

“Prasyaratnya adalah mau nggak kita bekerja sama-sama. DPRD tidak boleh berjalan sendiri, Gubernur tidak boleh berjalan sendiri, Bupati dan Wali Kota juga tidak boleh berjalan sendiri. Kita harus membangun irama yang sama. Oleh karena itu saya bertekad bahwa pembangunan kewilayahan harus berjalan dengan baik,” tegasnya.

Untuk itu, tambahnya, dengan mengusung tagline perubahan ini dirinya yakin Partai NasDem adalah “rumahnya”.

“Saya tau rumah saya ada di NasDem. Saya memilih NasDem itu dengan sengaja. Saya berharap saya menjadi bagian dari NasDem untuk kita melakukan perubahan di Maluku yang lebih baik lagi,” tutupnya (*)

Editor : dhino.p