Belasan Tahun Cold Storage di Kecamatan Kesui Watubela tidak Beroperasi

BERITABETA.COM, Bula — Terhitung sudah belasan tahun Cold Storage di Kecamatan Kesui Watubela, Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT) tidak beroperasi.
Akibat tidak difungsikan, sejumlah fasilitas pendukung di dalamnya rusak dan kondisi bangunannya sangat memprihatikan lantaran sudah ditutupi semak belukar.
Salah satu warga setempat, Taslim dalam keterangan tertulis yang diterima beritabeta.com di Bula, Jumat (11/4/2025) mengungkapkan, dengan kondisi bangunan ini menunjukkan tidak ada perhatian dari Dinas Kelautan dan Perikanan setempat.
"Kalau kita lihat kondisi bangunan dan disekitar Cold Storage Kesui, kelihatannya kurang perhatian dari dinas terkait," ungkap Taslim.
Taslim menyarankan, sebaiknya Pemerintah Kabupaten (Pemkab) SBT melalui dinas terkait mencari investor untuk berinvestasi di Cold Storage Kesui.
"Alasannya jika beroperasi, Cold Storage bisa terawat dengan baik," ucapnya.
Dia mengemukakan, selain dapat mendongkrak Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari sektor perikanan, beroperasinya pabrik pembeku ikan ini juga dapat menyedot tenaga kerja warga sekitar.
Pasalnya, sejak diresmikan pada 2012 lalu, Cold Storage ini memiliki peran penting bagi nelayan setempat, sebab hasil tangkapan yang melimpah tidak lagi dipasarkan ke tempat lain.
"Setelah dua tahun, Cold Storage Kesui berhenti beroperasi. Investor yang berinvestasi disitu harus angkat kaki karena biaya operasional yang semakin meningkat," timpalnya.
Pihaknya menambahkan, salah satu penyebabnya ialah biaya yang dikeluarkan cukup tinggi untuk membeli Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis solar, karena pengoperasian mesin di Cold Storage harus menggunakan solar industri yang harganya cukup mahal dibandingkan solar bersubsidi.
"Waktu itu pihak perusahaan yang kontrak Cold Storage Kesui sudah melayangkan surat kepada PLN untuk suplai listrik tapi karena PLN Kesui belum beroperasi 24 jam surat itu belum mendapat tanggapan," tambahnya.
Ia mengungkapkan, saat ini pengoperasian listrik PLN Kesui sudah 24 jam. Secara otomatis sudah bisa disuplai ke Cold Storage untuk mengoperasikan beberapa mesin.
Dengan begitu kata dia, beban biaya yang dikeluarkan investor juga relatif kecil, sehingga dia berharap ada investor yang melirik Cold Storage tersebut.
"Kami berharap ada upaya. Kalau kemarin mereka (investor) ragu-ragu karena persoalan listrik, sekarang PLN Kesui beroperasi sudah 24 jam, beban biaya produksi juga berkurang," pungkansya. (*)
Pewarta : Azis Zubaedi