Bersama Persebaya

Setelah musim itu, Yongky secara reguler menjadi bagian Persebaya Surabaya sampai 1988. Layaknya seorang pemain pada umumnya, Yongky menyimpan momen pahit dan manis bersama tim Bajul Ijo.

Momen pertama ketika Yongky jadi bagian penting sukses Persebaya melangkah ke babak enam besar pada musim 1986/1987. Ketika itu, Yongky yang sedang mengalami demam tinggi tampil saat Persebaya bersua dengan PSM Makassar.

"Sebenarnya dokter tim tidak merekomendasi saya untuk tampil. Tapi Pak Barmen (Pemilik Assayabaab dan Pengurus Persebaya) memaksa saya bermain," ungkap Yongky.

Saat tampil di lapangan, Yongky sejenak 'melupakan' rasa sakitnya dengan bermain trengginas sebagai gelandang bertahan. Persebaya akhirnya bisa meraih tiket enam besar setelah bermain imbang 1-1 dengan PSM.

Tapi, setelah pulang ke mes usai pertandingan, demam yang saya alami kian parah. Saya pun dilarikan ke rumah sakit. Yongky pun akhirnya tidak bisa mendampingi tim berjuang di Jakarta. Seperti diketahui, Persebaya gagal meraih trofi juara setelah ditekuk PSIS Semarang pada final di Stadion Gelora Bung Karno, 11 Maret 1987.

Musim berikutnya jadi momen paling spesial buat Yongky. Sepanjang musim, Yongky hanya satu kali absen membela Persebaya yang akhirnya meraih trofi juara setelah mengalahkan Persija 3-2 pada grandfinal di Stadion Gelora Bung Karno, 27 Maret 1988.

"Saya hanya absen ketika Persebaya sengaja kalah 0-12 dari Persipura. Sebenarnya, sebagai pemain saya kurang setuju. Tapi, saya harus ikut keputusan tim," pungkas Yongky yang musim lalu menjadi pelatih Persebaya U-16 ini (BB-bola)