BERITABETA.COM, Namlea – Lima orang mahasiswa asal Kabupaten Buru, akan menjalani pemeriksaan lanjutan dengan pengambilan sampel lendir pada tenggorokan dengan metode swab.

Proses ini dilakukan untuk memastikan apakah mereka terinfeksi Covid-19 atau tidak melalui PCR (Polymerase Chain Reaction). Mereka akan diperiksa oleh tim kesehatan dari Provinsi Maluku yang akan tiba besok, Senin (20/4/2020) di Namlea.

Demikian disampaikan Juru Bicara Satgas Covid 19 Kabupaten Buru, Nani Rahim kepada wartawan di Namlea, Minggu malam (19/4/2020).

Ia menjelaskan, lima mahasiswa yang akan diambil sweb tenggorokan itu, diantaranya dua orang rekan pasein 01 Buru yang bersama-sama datang dari Jakarta.

Kedua rekan pasein 01 ini, telah diuji melalui  Rapid Test pada tanggal 14 April 2020 dengan hasil positif. Pada tanggal yang sama tim kesehatan juga melakukan uji Rapid Test terhadap satu mahasiswa asal Buru yang kuliah di Malang dan hasilnya juga reaktif positif.

Kemudian saat dilakukan Rapid Test terhadap beberapa orang yang datang juga dari zona merah, pada tanggal 16 April lalu, diketahui pula ada mahasiswa asal Buru berinitial lainnya yang menjadi pelaku perjalanan dari Solo, Jateng, serta pelaku perjalanan dari Madura dan Surabaya, Jatim, juga hasilnya reaktif positif.

Kelima mahasiswa ini seluruhnya asal Kabupaten Buru yang kuliah di perantauan. Kelima adik mahasiswa Buru ini ada yang berasal dari Kecamatan Airbuaya, Kecamatan Fenalisela, Kecamatan Liliyali, Kecamatan Namlea dan Kecamatan Batabual.

Nani Rahim lebih jauh menjelaskan, sesuai rencana tim kesehatan sebanyak tiga orang dari Ambon ini akan tiba di Namlea, Senin pagi (20/4/2020). Mereka dua hari berturut-turut akan mengambil sweb tenggorokan terhadap mahasiswa yang sudah positif hasil rapid test dan akan kembali pada Selasa malam dengan membawa sampel itu guna diuji PCR di Ambon.

“Pengambilan swab 2 kali. Pertama dilakukan hari Senin, dan hari kedua Selasa. Waktu yang dibutuhkan untuk pengambilan swab per org 3-5 menit. Lokasi pengambilan swab di bagian hidung (nasofarong) dan mulut (orofaring),”jelas Nani Rahim.

Kepada wartawan Nani Rahim juga membenarkan kalau salah satu rekan pasein 01, kini telah menjalani karantina di Penginapan Senyum Bupolo.

Ia tidak datang bersamaan dengan pasein 01 dari Jakarta, tapi dia masuk dalam klaster pertama tracing rekan-rekan pasein 01 sebanyak 21 orang karena punya riwayat kontak langsung dengan mahasiswa asal NTT itu.

Pada Sabtu (19/4/2020), tim kesehatan juga sudah melakukan uji Rapid Test terhadap mahasiswa tersebut dan bereaksi negatif. Namun yang bersangkutan tetap harus dikarantina, sampai 14 hari ke depan untuk menjalani Rapid Test lagi.

Sebelumnya, Tim Satgas Covid-19 masih mentolerir permintaan yang bersangkutan untuk menjalani karantina di kamar kos di salah satu kos-kosan di Lorong Pohon Jati 1, Desa Namlea, Kecamatan Namlea.

Namun saat wartawan melakukan investigasi ke kos-kosan yang dihuni, ternyata janji untuk karantina di kamar kosnya tidak ditepati. Sekitar pukul 15.00 WIT, mahasiswa itu baru kembali ke kos-kosannya ditemani pacarnya berinitial E.

Menurut salah satu penghuni kos , kedua sejoli ini lagi sedang persiapan untuk menikah. Sementara itu, pemilik kos kosan yang ditanya wartawan, keberatan kalau yang bersangkutan menjalani karantina mandiri di sana.

Akui pemilik kos, kalau  yang bersangkutan pernah membawa rekan-rekannya yang datang dari Jakarta tanggal 31 Maret lalu tinggal di kamar kos yang ditempatinya. Namun ketahuan, sehingga diusir oleh pemilik kos.

Akibatnya, saat kembali ke kos-kosan, di Sabtu sore itu, dengan cara halus pemilik kos meminta pemuda ini menjalani karantina di Penginapan Senyum Bupolo yang telah disiapkan pemerintah.

Pasutri dari Malaysia

Di Penginapan Senyum Bupolo ini, ada pula dua warga pasangan suami istri (Pasutri) yang baru datang dari Malaysia tanggal 17 April lalu.

Menurut Nani Rahim keduanya datang dari Malaysia, kemudian transit di Makassar lalu tiba di Bandara Pattimura Ambon tanggal 16 April  dan melanjutkan perjalanan ke Namlea dengan feri.

Tiba di pelabuhan feri tanggal 17 April pagi, keduanya langsung dijemput tim kesehatan dan wajib jalani karantina di Senyum Bupolo karena mereka berdua baru datang dari luar negeri. Pasangan suami istri ini bertujuan datang ke Buru  dan akan pulang ke kampung istrinya pada salah satu desa di KecamatanWaplau. Mereka memang  tidak punya riwayat sakit dan sudah mengantongi surat kesehatan dari Pemerintah Malaysia dan juga Pemerintah Indonesia saat kedua TKI ini tiba di Cengkareng.

Sebagaimana diberitakan, Satgas Covid 19 Kabupaten Buru melakukan tracing terhadap 20 orang yang melakukan perjalanan bersama dengan pasein 01, mahasiswa asal NTT yang datang dari Jakarta bersama mahasiswa Buru ke Namlea, dengan KM Dorolonda, tanggal 31 Maret lalu (BB-DUL)