BERITABETA.COM, Masohi – Apes nian, nasib Matheis Berhitu warga Desa Sahulaw, dan Yapi (46) warga  Desa  Samasuru, Kecamatan Teluk Elpaputih Kabupaten Maluku Tengah (Malteng) ini. Bermaksud mencari ikan, kedua warga ini malah diterkam buaya. Waktunya pun bersamaan,  hanya dalam semalam, reptil ganas itu mencabik-cabik tubuh mereka.

Informasi yang dihumpun beritabeta.com dari istri Yapi (korban) bernama Haba,  sebelum kejadian naas di hari Sabtu malam (4/5/19) itu, sekitar pukul 20.00 WIT,  Yapi bersama warga Negeri Samasuru lainnya sedang memanen ikan air tawar, di salah satu telaga yang sering dijadikan tempat mencari ikan,  karena di musim itu warga tidak bisa melaut.

“Sebelum menangkap ikan mujair di kolam, bapak dan teman-temannya menggali parit, agar air di kolam bisa mengering,” kata Haba saat ditemui beritabeta.com, di ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Masohi,  Minggu (5/5/19).

Namun tragis, kata Haba, saat air di kolam surut dan suaminya  bersama warga lainnya sedang asyik menangkap ikan, tiba-tiba hewan buas itu menerkam suaminya. Sontak saja warga lain yang melihat kejadian itu, melakukan pertolongan.

“Teman-teman yang melihat bapak digigit buaya, langsung menolong mengusir buaya dengan menggunakan kayu dan batu,” kata Haba.

Korban mengalami luka serius, patah kaki kanan akibat gigitan buaya,  dan luka cakar pada tangan kanan.

Korban Yapi (46) warga Desa Samasuru, Kecamatan Teluk Elpaputih Kabupaten Maluku Tengah saat menjalani perawatan di RSU Masohi, akibat luka gigitan buaya. (FOTO: BERITABETA.COM/FANDI AHMAD)

Hal serupa juga menimpa Mathias Berhitu. Di lokasi terpisah tepatnya  di pantai Desa  Sahulaw, sekitar pukul 01.00 WIT, warga Desa Sahulaw yang saat itu  bersama warga lainnya beramai-ramai menimba ikan kecil, yang oleh warga setempat disebut ikan nasi, tiba-tiba Mathias diterkam  buaya.

Menurut kesaksian warga yang menolong korban, mereka melihat buaya yang menerkam Mathias diperkirakan panjangnya mencapai empat meter.

Raja Negeri Sahulaw Fredek Hasale yang juga merupakan orang tua angkat Matheis Berhitu mengatakan,  anak angkatnya itu diterkam buaya pada saat menimba ikan nasi, bersama warga lainnya.

Secara spontan warga yang melihat Matheis dalam cengkraman buaya, langsung melakukan pertolongan dengan peralatan seadanya. Matheis berhasil terlepas dari cengkraman buaya.

“Warga yang melihat kejadian itu langsung melempar buaya dengan batu. Pada saat itu, warga tidak membawa peralatan lain, selain alat menimba ikan nasi,” kata Hasale.

Sebelum dilarikan ke RSUD Masohi, Matheis sempat dirawat di Puskesmas Desa Sahulaw, namun karena lukanya terlalu serius, perawat setempat merujuk korban ke RSUD Masohi.

Matheis mengalami luka yang sangat serius di sekujur tubuh akibat terkaman hewan predator itu. Mulai dari wajah sampai  kaki,  petugas medis melakukan pertologan dengan menjahit sejumlah bagian tubuhnya yang terluka.

Saking parahnya luka yang dialami Matheis, perlakuan yang dilakukan tenaga medis, kata hasale, memakan waktu yang cukup lama, mulai dari pukul 04.00 WIT sampai pukul 09.30 WIT.

Atas kejadian ini, Hasale berharap agar hewan buas itu segera dibunuh atau dipindahkan oleh pihak yang berwenang,  agar tidak ada lagi korban serupa.

“Buaya merupakan hewan yang dilindungi,  kalau warga yang bunuh, nanti kenal pasal undang-undang perlindungan satwa liar, jadi tolong segera ditindaklanjuti,  kalau tidak warga sendiri yang akan bertindak, agar tidak ada lagi kejadian serupa” harapnya. (BB-FA)