“Kita harap kegiatan ini bisa membuat teman-teman muda paham dan kembali menjadi kewang-kewang muda untuk melindungi laut dan hutan di Maluku. Dan tidak saja berhenti sampai di sini, namun berkelanjutan,” harapnya.

Bagi EcoNusa sendiri, potensi besar hutan di tanah Maluku dan Papua adalah garda dan benteng terakhir di Indonesia, bahkan dunia. Atas dasar itu, mereka intens bergerak.

Bustar mengatakan, Lembaga Kewang merupakan salah satu instrumen masyarakat hukum adat yang berakses secara langsung dengan wilayah hutan masyarakat adat suatu daerah, atau yang biasa dikenal dengan hak ulayat (wilayah petuanan).

Kewang juga merupakan pejabat adat yang memprakarsai sasi dan bertindak selaku polisi adat serta bertanggungjawab atas jalannya sasi. Dalam struktur kepemimpinan adat para kewang dipimpin oleh seorang kepala, yaitu Latu Kewano (Bahasa daerah Maluku yang artinya Kepala Kewang).

Kewang identik dengan polisi hutan dan laut. Mereka tidak digaji, tetapi sukarela karena keterpanggilan hati. Kewang tulus menjalankan tugasnya demi penegakan hukum sasi dan ketertiban masyarakat dalam mengelola hutan dan laut.

Kewang juga, kata dia, memiliki banyak fungsi termasuk mengawasi penggunaan atas tanah hutan yang baru dibuka agar tidak terjadi pemakaian yang tidak sesuai. Selain itu memberikan informasi kepada Pemerintah Negeri dalam persoalan batas-batas tanah.

Sementara Teria Salhuteru Koordinator MCC mengaku, pihaknya melakukan pelatihan Kewang Muda berangkat dari hasil diskusi dengan Eliza Marten Kissya, Kepala Kewang Haruku.

“Opa Eliza punya satu keinginan untuk melahirkan generasi penerus untuk menjaga laut dan hutan. Akhirnya kami ketemu dengan EcoNusa dan membuat kegiatan ini di Banda,” katanya.

Peserta dilibatkan dalam kegiatan ini, kata Teria, ada yang direkomendasi langsung dan ikut seleksi secara online. Prisnsipnya, kegiatan ini bertujuan untuk membangkitkan semangat anak muda, serta memberi spirit agar mereka bisa jaga laut dan hutan.

“Sejauh ini anak muda di Maluku banyak yang sudah punya komunitas, tapi tidak ada wadah yang bisa mempersatukan mereka untuk sama-sama memajukan daerah dan menjaga lingkungan,” kata dia (BB-TAN)