Dunia telah mengakui bahwa zaman keemasan Islam, ilmu pengetahuan dan teknologinya mengantarkan Barat keluar dari masa kegelapan penuh tragedi. Tragedi yang meninggalkan luka teramat dalam. Menyisakan   trauma dengan yang namanya Tuhan.

Jadi tak heran, begitu peradaban ini keluar menghirup udara segar bermandikan cahaya matahari, mereka menjadi liar. Terbebas dari segala macam bentuk aturan agama. Mereka mengadopsi kecanggihan ilmu umat Muslim, tapi berlepas diri dari kekuasaan Tuhan.

Bacalah kisah - kisah menyedihkan di masa kegelapan ( the dark ages ). Bacalah perjalanan peradaban Barat ( Western Civilization ), periode inkuisisi yang menghilangkan nyawa - nyawa manusia. Masa - masa penuh derita, pahit dan getir.

Lalu jadilah peradaban ini tumbuh tanpa parameter, menjadi peradaban tanpa agama (kitab suci), tanpa otoritas teologi atau peradaban tanpa Tuhan.

Filsafat dan sains di Barat menjadi area bebas Tuhan. Tuhan berikut agama-Nya tidak ada hubungannya dengan ilmu di dunia empiris.

Adalah Nietzsche. Lengkapnya Friedrich Wilhelm Nietzsche ( 1844 – 1900 ). Ia dikenal sebagai " sang pembunuh Tuhan " (dalam Also sprach Zarathustra).

Menurutnya, Tuhan hanyalah mitologi dalam khayalan yang kemudian menjadikan nasib dunia Barat laksana sedang berjalan dalam ketiadaan yang tanpa batas.

Ia adalah seorang filsuf Jerman dan seorang ahli ilmu filologi yang meneliti teks - teks kuno, filsuf, kritikus budaya, penyair dan komposer.

Sementara Feurbach, Charles Darwin, Sigmun Freud, dan Karl Marx menegaskan, jika Tuhan belum mati, maka tugas manusia rasional untuk membunuhnya. Dan mereka pun sepakat membunuh Tuhan.

Lain Nietzche lain pula Albert Einstein (1879 –1955). Einstein percaya bahwa masalah Tuhan adalah masalah tersulit di dunia. Sebuah pertanyaan yang tidak dapat dijawab hanya dengan ya atau tidak.

Sebagai pemikir bebas, Einstein masih percaya Tuhan. Hanya saja landasan kepercayaannya itu, tidak dibangun di atas doktrin Agama. Itulah mengapa ia menyebut dirinya seorang  agnostik.

Setelahnya, paham ateis dan agnostik terus berkembang. Orang - orang yang kerap menyangsikan konsep agama dan keberadaan Tuhan pun ramai - ramai membeo.

Bagi mereka, agama hanyalah masalah pilihan. Bukan sebuah kebenaran ilahi. Wajar jika  hampir semua anak - anak muda di Barat 95% berakhir “ memilih ” untuk menjadi ateis ataupun agnostik. Natal yang baru saja dilewati, hanyalah sebuah suguhan pesta di ujung tahun.