BERITABETA.COM, Ambon – Ruas jalan lingkar Pulau Haruku, Kecamatan Pulau Haruku, Kabupaten Maluku Tengah, dinilai sudah tidak layak karena rusak parah dan beresiko bagi pengguna jalan.

Kondisi ini memaksa Generasi Pelauw Pecinta Olahraga Alam Terbuka (Geppolata) meminta kepada Pemerintah Provinsi Maluku untuk memperbaiki jalan raya di Kecamatan Pulau Haruku. Meraka juga menagih janji Gubernur Maluku Murad Ismail terkait rencana perbaikan yang pernah disampaikan kepada masyarakat.

Permintaan ini disampaikan Ketua Umum Geppolata, Kabir Latupono kepada beritabeta.com di Ambon, Kamis malam (19/03/2020).

Ia menjelaskan, kerusakan jalan ini membuat mereka prihatin atas fakta sosial kemasyarakatan yang sedang dialami masyarakat di Pulau Haruku.

“Kerusakan jalan ini jelas membuat kami prihatin dan kami meminta kepada pemerintah untuk bisa membuka mata dan secepatnya untuk  diperbaiki,” kata Latupono.

Wakil Sekretaris Bidang Ekonomi dan Politik HMI Cabang Ambon ini, juga memberkan fakta bahwa kondisi jalan di Pulau Haruku sudah rusak sejak tahun 2000 dan terkesan tidak ada perhatian dari pemerintah.

“Saya ingat, dulu Bapak Ir. Said Assagaf saat menjadi Gubernur Maluku. Pada saat mengunjungi Kecamatan Pulau Haruku, beliau pernah berjanji dihadapkan masyarakat bahwa beliau akan memperbaiki jalan tersebut. Namun sampai saat ini janji itu tidak direalisasikan” Kesal Latupono.

Hal serupa, kata Latupono juga pernah disampaikan Gubernur Maluku, Murad Ismail, semasa  mencalonkan diri sebagai Gubernur Maluku. Dan saat berkampanye di Kecamatan Pulau Haruku, beliau juga menyampaikan janji yang sama di hadapan masyarakat.

“Bahkan baliau berjanji selain memperbaiki, lebih dari itu beliau juga mengatakan akan menghubungkan jalan antara Negeri Oma ke Negeri Wassu dan sampai tembus ke Negeri Aboru, sehingga akses jalan dapat mengelilingi Kecamatan Pulau Haruku dan dapat diakses melalui kendaraan darat,” bebernya.

Semnetara  informasi yang dihimpun beritabeta.com menyebutkan,  sampai saat ini akses jalan di Kecamatan Pulau Haruku hanya sampai di Negeri Aboru (bagian selatan) dan Negeri Oma (bagian utara) sehingga Negeri Wassu yang berada di tengah-tengah Negeri Oma dan Aboru, belum dapat diakses melalui jalan darat.

Aktifitas warga Negeri Wassu ke negeri lain masih dilakukan dengan berjalan kaki melewati hutan dan gunung yang cukup melelahkan, dan apabila jika melalui transportasi laut harus disesuaikan dengan kondisi alam yang bersahabat.

“Sebagai generasi muda atau masyarakat Kecamatan Pulau Haruku, tentunya kami sangat prihatin terhadap hal ini, saya berharap janji-janji para pimpinan di daerah ini bisa direalisasi secepat mungkin, demi memperlancar aktivitas dan efektivitas pembangunan di Kecamatan Pulau Haruku,” ungkap Latupono.

Meski demikian, aktivis HMI ini mengaku, masyarakat di Pulau Haruku masih memiliki harapan kepada Pemerintah Provinsi Maluku dalam hal Gubernur Maluku untuk dapat melihat persoalan ini. Namun, bila hal ini tidak didengar, maka pihaknya akan menempuh jalan lain untuk menyuarakan kepentingan masayarakat disana.

“Saya dan teman-teman Geppolata  akan mengajak seluruh elemen pemuda di Kecamatan Pulau Haruku untuk melakukan aksi dengan cara mengumpulkan koin demi memperbaiki jalan yang ada di Kecamatan Pulau Haruku,” tandasnya (BB-AZ)