Oleh :  Jubeda Sanaky

Hari Pers Nasional (HPN) di tahun 2024 sedikit istimewa dari tahun-tahun sebelumnya. Hari ulang tahun para insan pers yang diperingati setiap tanggal 9 Febuari ini berdekatan dengan perhelatan pesta demokrasi  Pemilu tanggal 14 Februari 2024.

Mengusung tema “Mengawal Transisi Kepemimpinan Nasional dan Menjaga Keutuhan Bangsa,”.  HPN 2024 diharapkan menjadi salah satu momentum  peran pers mengawal transisi kepemimpinan nasional dan menjaga Pemilu damai serta keutuhan bangsa.

Sebagai pilar ke-empat dan anak kandung dari demokrasi, Pers memegang peranan penting dalam membangun iklim demokrasi sehat di Indonesia terutama di tahun politik 2024 ini.

Apalagi, jelang tanggal 14 Februari, suasana politik terasa semakin panas.  Atmosfir dan tensi kompetisi kian ketat,  dimana masing-masing orang menjalankan strategi untuk mendapatkan dukungan terhadap pilihan politiknya.

Peserta Pemilu berkampanye, beradu visi, misi, program dan komitmen kepada masyarakat.

Fenomena kompetisi ini menunjukkan bahwa mewujudkan kehidupan demokrasi di negara demokrasi tidaklah mudah.

Walau demikian, alam demokrasi sehat harus tetap tercipta sehingga keseimbangan kekuasaan, partisipasi warga Negara dan perlindungan hak asasi manusia tetap terjaga.

Sebagai kekuatan ke-empat setelah Eksekutif, Legislatif dan Yudikatif, pers berperan besar dalam menjaga nilai-nilai demokrasi termasuk mengawasi dan mengevaluasi jalannya pesta demokrasi yaitu Pemilu.

Peran Pers ini juga tertuang dalam Undang -Undang No. 40 Tahun 1999 yang menyebutkan Kemerdekaan Pers merupakan salah satu wujud kedaulatan rakyat dan menjadi unsur yang sangat penting untuk menciptakan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang demokratis.

Pers berperan untuk memberikan informasi dan edukasi terhadap masyarakat, melalui berita-berita yang benar, berimbang, factual daan terpercaya. Disinilah indenpendensi dan netralisasi Pers harus tetap dijaga.

Meski demikian, independensi dan netralitas jurnalisme berikut media di Indonesia sepertinya telah mengalami krisis. Keterlibatan pemilik media dalam aktivitas politik atau partai politik menjadi salah satu penyebabnya.