Jalan Tak Kunjung Dibangun, Nenek di Pulau Buru Bertanya Apakah Kampungnya Termasuk NKRI?
BERITABETA.COM, Namlea - Seorang nenek di Kabupaten Buru, Provinsi Maluku bernama Jobe menjadi perhatian publik, lantaran magajukan pertanyaan terkait nasib pembangunan akses jalan menuju kampungnya yang tak pernah dibangun pemerintah.
Nenek berusia 67 tahun, asal Desa Skikilale, Kecamatan Waplau, ini melepas kekesalannya dengan bertanya apakah kampung halamannya bukan bagian dari wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia [NKRI]?
Luapan kekesalan itu dilontarkan Nenek Jobe saat mengikuti kegiatan reses Wakil Ketua DPRD Buru, Djalil Mukaddar di Balai Desa Skikilale, Minggu sore (20/3/2022).
Mewakili suara hati masyarakat Skikilale, Nenek Jobe datang ke Balai Desa itu sebelumnya meminta maaf agar Wakil Ketua DPRD Buru ini dapat menyambung aspirasi mereka kepada Pemerintah agar secepatnya akses jalan di desanya dapat dibangun.
Menurutnya, sejak tahun 2021 lalu, akses jalan darat ke Desa Skikilale terputus sepanjang tiga kilometer. Satu-satunya ruas jalan ini sangat vital bagi kebutuhan masyarakat untuk memasarkan hasil bumi ke luar kampung.
"Hasil kebun seng (tidak) bisa dijual keluar karena tidak ada jalan yang bisa dilalui mobil, bahkan motor jua seng bisa,"ungkap sang nenek.
Ironisnya, kata sang nenek, bila ada warga yang sakit atau ibu hamil yang hendak melahirkan, sangat kesulitan mendapat pertolongan karena akses jalan yang terputus.
"Kalau seng dibuka jalan, ibu hamil dan orang sakit bisa menambah daftar angka kematian,"semprot Jobe berapi-api.
Bukan saja itu, Nenek Jobe juga mengancam akan menutup permanen akses jalan yang menjadi pintu masuk ke desanya itu, khususnya terhadap pemerintah Kabupaten Buru.
"Labe bae katong tutup jalan jua [lebih baik kita tutup jalannya], pemerintah seng boleh nae di sini lai.Labe bae Katong orang tatua ini Pele jalan di Lao, pemerintah seng boleh nae di sini,"ucap nenek penuh ancaman.
Diakhir pembicaraannya, sang nenek kembali persoalkan apakah Desa Skikilale bukan bagian dari Indonesia, sehingga jalan saja diabaikan oleh pemerintah daerah.
"Mangkali [barang kali ] Skikilale ini bukan negara Indonesia? Tapi negara luar negeri,"lagi bebernya.
Luapan emosi sang nenek di akhir kalimatnya itu sontak mendapat tepukan riuh dari warga yang turut hadir ikut kegiatan reses Wakil Ketua DPRD Buru.
Suasana dialog dengan warga di sore hari itu berlangsung di Balai Desa yang belum rampung dan dalam suasana ruangan agak gelap akibat tidak ada penerangan lampu.
Walau dalam ruangan yang tidak ada penerangan, masyarakat tetap antusias bertemu Djalil Mukaddar dan harapannya hanya satu, minta dibuka jalan permanen menuju ke desa mereka.