BERITABETA.COM, Masohi – Kantor Bahasa Provinsi Maluku kini membidik pengembangan penggunaan bahasa daerah di dua negeri adat di Pulau Saparua, Kaqbupaten Maluku Tengah.

Kedua negeri adat ini adalah Negeri Siri Sori Islam, Kecamatan Saparua Timur  dan Negeri Kulur, Kecamatan Saparua yang masyarakatnya masih mewarisi penggunaan bahasa daerah dalam kehidupan sehari-hari.

Program ini merupakan program kerjasama antara Kantor Bahasa Provinsi Maluku, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan dengan Pemerintah Kecamatan Saparua Timur yang dimulai dengan rapat perdana di Kantor Camat Saparua Timur, Rabu (24/2/2021).

Hadir dalam acara tersebut Camat Saparua Timur, Halid Pattisahusiwa, S.Sos, Erniati, M.Si., Faradika dan Zulfan Angga Toekan dari Kantor Bahasa Propinsi Maluku, Kepala Pemerintahan Negeri Siri Sori Islam Eddy Pattisahusiwa, S.E., Penjabat Negeri Kulur Abdullah Tutupoho, Tokoh Masyarakat Nurdin Litiloly, Tokoh Adat, Tokoh Agama dan Para Kepala Sekolah di Negeri Siri Sori Islam.

Erniati, M.Si, salah satu anggota Tim Revitalisasi Kantor Bahasa Provinsi Maluku dalam kesempatan itu menjelaskan kegiatan ini diawali dengan kegiatan survei dan koordinasi dalam  mewujudkan program revitalisasi  bahasa daerah yang akan dilangsungkan di kedua desa tersebut.  

“Bahasa daerah adalah identitas kita. Maka dalam rangka mengembangkan dan meningkatkan pengguna bahasa daerah, fokus kita adalah  penggunaan bahasa di kalangan penutur muda sehingga terhindar dari ancaman kepunahan,” tandasnya.

"Ketika orang lain melihat kita sebagai anak negeri, maka sebenarnya mereka melihat dari bahasa daerahnya,”sambung  Erni.

Menurut peneliti Kantor Bahasa Provinsi Maluku ini, terdapat lima ranah yang digunakan sebagai pijakan untuk mendukung budaya berbahasa. Kelima ranah itu masing-masing,  ranah keluarga, ranah pendidikan, ranah keagamaan, ranah ketetanggan, dan ranah pemerintahan. 

Ia mengatakan, implementasi penggunaan bahasa daerah sebagai pola komunikasi ke dalam lima ranah ini merupakan wujud pelestarian bahasa daerah. Atas dasar ini, pihaknya berkesempatan untuk menjalankan program survey dan revitalisasi yang difokuskan kepada dua negeri di Pulau Saparua ini.

Sementara itu, Camat Saparua Timur, Halid Pattisahusiwa, dalam kesempatan itu menyampaikan apresiasinya atas upaya yang tengah dilakukan  Kantor Bahasa Provinsi Maluku.  

Dikatakan, langkah dan upaya yang dilakukan Kantor Bahasa Provinsi Maluku dalam melestarikan bahasa daerah di Kecamatan Saparua Timur sungguh merupakan hal yang sangat diperlukan, terutama pada era Revolusi Industri 4.0 dengan fenomena yang mekin bergeliat saat ini.

“Kita butuh tools untuk menggerakkan semua ini. Dan ini kesempatan bagi kita sebagai masyarakat yang memegang teguh nilai-nilai adat itu. Tentu harapannya warisan bahasa yang sangat berharga ini mampu kita lestarikan kepada generasi di masa mendatang,” jelasnya.

Menurutnya, peningkatkan dan pelestarikan serta eksistensi bahasa daerah bagi sebuah komunitas masyarakat merupakan sebuah kebutuhan yang sangat penting, sehingga  proses penerusan nilai-nilai adat, kultur dan budaya kepada generasi penerus tetap terjaga dengan baik.

“Berbagai fungsi bahasa yaitu fungsi komunikasi,  edukasi dan kultural diharapkan dapat membangun kembali citra bahasa daerah yang saat ini terancam punah melalui aspek keluarga, pendidikan dan masyarakat,” terangnya.

Untuk itu, Pattisahusiwa berharap Pencanganan Kampung Bahasa di Negeri Siri Sori dan Kulur merupakan langkah awal sebagai hasil out put dari survei dan koordinasi Kegiatan Revitalisasi Bahasa Siri Sori dan Kulur ini.

Ia menambahkan, program ini juga akan dirangkai dengan berbagai macam lomba seperti kuliner, drama dan pidato dengan menggunakan bahasa Siri Sori dan Kulur.

“Tujuannya  sebagai upaya perlindungan, pelestarian dan pengembangan bahasa daerah sebagai kearifan lokal agar terhindar dari kepunahan,” tandasnya (BB-ES)